Diam-diam, Investor Mulai Akumulasi Saham 'Ramah Lingkungan'
Jakarta, CNBC Indonesia - Tren saat ini investor global mulai serius memikirkan persoalan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) alias tata kelola lingkungan dan sosial.
Begitu juga pandangan investor saat ini pun mulai mencari-cari perusahaan yang peduli dengan isu lingkungan karena dianggap lebih prospektif ke depan.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Yosua Zosokhi, mengatakan masalah ESG memang menjadi perhatian dari investor, terutama di sektor batu bara dan minyak sawit, sehingga banyak fund manager lokal dan asing sempat meninggalkan saham-saham pada sektor ini.
"Mereka berfikir long term 5 sampai 10 tahun bukan kaya investor ritel sebulan ini atau seminggu ke depan. Ini ke depan ESG akan menjadi indikator utama karena faktor lingkungan adalah yang utama," kata Yosua dalam program Investime CNBC Indonesia, dikutip Senin (18/10/2021).
Menurut Yosua faktor lingkungan akan menjadi sentimen jangka panjang bagi investor dalam melihat atau memilih saham yang akan diinvestasikan. Karena arah tren industri dan perdagangan sudah mengarah ke produk yang berkontribusi pada perbaikan lingkungan.
Namun tidak bisa dipungkiri, saat ini saham pertambangan dan minyak sawit sedang diburu investor. Hal ini disebabkan meroketnya harga kedua komoditas itu yang berimbas positif bagi perusahaan.
"Sekarang ada kelangkaan energi sehingga batu bara dan CPO sebagai minyak murah dilirik dunia. Karena ada kelangkaan harga menjadi tinggi. Tapi pada akhirnya ini agak cyclical, harga turun mereka (investor) akan jual lagi,"katanya.
Namun tren ini kemungkinan masih berlanjut sampai akhir tahun. Yosua memprediksi sektor pertambangan masih diburu sampai 2021 berakhir.
(tas/tas)