Gegara Ini, Harga Emas Antam & Pegadaian Gagal Menguat

Tri Putra, CNBC Indonesia
Minggu, 17/10/2021 08:25 WIB
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga logam mulia batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam cenderung flat jika dibandingkan dengan pekan lalu. Harga emas di Pegadaian juga tak banyak berubah.

Untuk satu gram emas Antam dihargai Rp 914.000 pada Sabtu (16/10/2021). Pada Sabtu pekan lalu (9/10/2021), harga emas Antam per gramnya juga dihargai Rp 914.000.

Untuk harga jual emas di Pegadaian kemarin dipatok di Rp 858.000/gram. Minggu sebelumnya harga jual emas di Pegadaian ditetapkan sebesar Rp 856.000/gram. Artinya harga jual emas mengalami kenaikan Rp 2.000/gram atau setara dengan 0,23%.


Walaupun kinerja harga emas domestik cenderung flat, tetapi pada Kamis (14/10) baik harga emas Antam maupun Pegadaian mengalami kenaikan sebelum akhirnya turun lagi.

Berikut adalah tabel pergerakan harga logam mulia Antam dan harga jual emas di Pegadaian sepanjang pekan ini :

Tanggal

Harga LM Antam (Rp/gram)

Harga Emas Pegadaian (Rp/gram)

8 Oktober 2021

914.000

856.000

9 Oktober 2021

914.000

856.000

11 Oktober 2021

914.000

856.000

12 Oktober 2021

912.000

855.000

13 Oktober 2021

916.000

854.000

14 Oktober 2021

928.000

862.000

15 Oktober 2021

926.000

882.000

16 Oktober 2021

914.000

858.000

Harga emas di dalam negeri cenderung mengikuti pergerakan harga emas dunia. Dalam sepekan terakhir harga emas dunia cenderung terapresiasi 0,6%. Sebelumnya harga emas sempat menguat tiga hari beruntun pada periode 12-15 Oktober 2021.

Pada perdagangan Jumat kemarin, harga emas acuan dunia ambles 1,58% ke level US$ 1.767,26/troy ons. Pada perdagangan Kamis (14/10/2021) lalu, harga emas masih menguat 0,16%.

Hal ini karena investor merespons positif dari data penjualan ritel AS periode September 2021 yang kembali kuat, membuat investor cenderung melepas asetsafe havenseperti emas dan obligasi.

Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel Negeri Paman Sam pada September 2021 tumbuh nyaris 14% secara tahunan. Secara bulanan, penjualan ritel AS cenderung stabil sebesar 0,7% sejak Agustus lalu.

Selain data penjualan ritel, investor juga terus mencermati perkembangan isu tapering oleh bank sentral AS, The Fed. Dalam risalah rapat FOMC terbaru, The Fed disebut bersiap untuk mulai mereduksi laju pembelian aset mulai pertengahan November atau pertengahan Desember.

Adanya isu tapering inilah yang membuat harga emas cenderung melemah. Ketika tapering dilakukan maka likuiditas di AS akan cenderung melambat dan dollar AS menguat. Emas dan greenback cenderung bergerak berlawanan arah sehingga penguatan dollar AS akan cenderung menekan emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos OJk & Peran Industri Keuangan di Program Unggulan Prabowo