Badai (Sementara) Berlalu, Harga Emas Antam Dekati Rp 1 Juta

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 June 2021 10:41
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis kemarin tidak membuat harga emas dunia merosot, justru malah mampu mencatat kenaikan. Alhasil harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. akhirnya naik pada perdagangan Jumat (11/6/2021).

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas batangan satuan 1 gram hari ini naik 0,31% ke Rp 957.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dijual Rp 89.912.000/batang atau Rp 899.120/gram naik 0,33%.

Selain itu, PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp 528.500Rp 1.057.000
1 GramRp 957.000Rp 957.000
2 GramRp 1.854.000Rp 927.000
3 GramRp 2.756.000Rp 918.667
5 GramRp 4.560.000Rp 912.000
10 GramRp 9.065.000Rp 906.500
25 GramRp 22.537.000Rp 901.480
50 GramRp 44.995.000Rp 899.900
100 GramRp 89.912.000Rp 899.120
250 GramRp 224.515.000Rp 898.060
500 GramRp 448.820.000Rp 897.640
1000 GramRp 897.600.000Rp 897.600

Kemarin, Departemen Tenaga Kerja mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei mencapai angka 5% secara tahunan. Ini jauh di atas polling ekonom oleh Dow Jones yang mengestimasikan angka 4,7%. Per April lalu, inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.

Meski demikian, banyak yang berpendapat inflasi tinggi hanya sementara. Indeks dolar AS pun melemah tipis 0,05% pasca rilis data tersebut, yang membuat harga emas dunia menguat 0,52% ke US$ 1.898,13/troy ons.

"Intinya yang bisa dilihat dari data inflasi AS adalah pasar yakin bank sentral AS (The Fed) tidak akan merubah kebijakannya dalam waktu dekat, dan hal tersebut mendukung harga emas," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (10/6/2021).

Sebelumnya, pelaku pasar dibuat cemas akan kemungkinan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh The Fed. Saat ini nilai QE The Fed sebesar US$ 120 miliar per bulan, dan menjadi salah satu penopang harga emas hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada Agustus tahun lalu.

Tapering merupakan "badai" yang bisa membuat harga emas anjlok tajam seperti yang terjadi pada tahun 2013. Sebelum tahun lalu, rekor tertinggi harga emas US$ 1.920,3/troy ons yang dicapai pada 6 September 2011.

Pada pertengahan tahun 2013 The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke akhirnya mengeluarkan wacana untuk mengurangi QE atau tapering yang memicu gejolak di pasar finansial yang disebut taper tantrum.

Sejak saat itu, harga emas terus merosot hingga ke titik terendah yang dicapai yakni US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015. Artinya, jika dilihat dari rekor tertinggi tahun 2011 hingga ke level terendah tersebut, harga emas dunia ambrol 45,54% dalam tempo 4 tahun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Antam Hari Ini (30/1/2025) Turun Tipis ke Rp1.606.000/Gram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular