
Hindari 'Penyakit' Ini Bila Mau Keuangan Sehat Saat Lebaran!

Jakarta, CNBC Indonesia - Terkadang kebutuhan Lebaran tidak dapat dipenuhi hanya dengan dana tunjangan hari raya (THR). Tidak sedikit yang berpikir untuk menggadaikan barang atau berutang lewat fintech lending (pinjaman online/pinjol) dan bahkan menggunakan fitur Paylater (bayar kemudian) untuk memenuhinya.
Perencana keuangan independen Ghita Argasasmita sangat menentang ide menggadaikan barang, berutang lewat fintech lending atau menggunakan fitur Paylater untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
"Menggadai, berutang itu sebenarnya tidak sehat dan tidak boleh kalau dalam perencanaan keuangan," katanya dalam program Investime CNBC Indonesia, Senin (10/5/2021).
"Lebaran itu sesuatu yang kita tahu datangnya kapan, yang setiap satu tahun pasti hadir. Dalam satu tahun menjelang Idul Fitri, kita seharusnya sudah membuat rencana. Sudah tahu kira-kira besar pengeluarannya berapa."
Menurut Ghita, jika seseorang menggadaikan barang atau berutang artinya orang tersebut tidak mempersiapkan dana untuk agenda tahunan seperti Hari Raya Idul Fitri.
Sementara itu, dalam penggunaan fitur paylater, Ghita juga mengatakan hal tersebut tidak sehat digunakan.
"Sebenarnya, mindset berutang itu tidak boleh untuk sesuatu yang konsumtif, meski kita bisa membayarnya. Alasannya, ketika kita memulai untuk berutang, nantinya kita akan merasa ketagihan karena enak bisa membeli apapun tanpa perlu usaha dan menabung terlebih dahulu," paparnya.
"Sekarang mungkin masih berada di tahap bisa membayarnya kembali, tetapi jika sering dilakukan ini akan menjadi kebiasaan berhutang. Yang berbahaya bukan hanya tidak bisa bayar atau enggak, tetapi kebiasaan nyaman berhutang."
Namun, Ghita menggarisbawahi, jika memang kebutuhan Lebaran terlanjur banyak dan THR tidak dapat memenuhinya, Ghita menyarankan untuk melihat opsi dana darurat tetapi dengan syarat digunakan untuk kebutuhan mendesak saja.
Kemudian, untuk strategi menyiapkan atau merencanakan keuangan pengeluaran untuk Lebaran, Ghita menyarankan untuk menyisihkannya dari pendapatan bulanan, seperti gaji, dan pendapatan tahunan, seperti THR, bonus, atau gaji ke-13.
"Idealnya kebutuhan Lebaran tidak lebih besar dari THR kita. Tapi kalau ternyata kebutuhan Lebaran dari THR tidak cukup, buatlah pos perencanaan dan sisihkan uang tiap bulan untuk kebutuhan Lebaran mendatang," tambahnya.
Untuk persenan dana yang dialokasikan per bulan untuk kebutuhan Lebaran, Ghita mengatakan ini dapat diambil dari anggaran menabung atau investasi, yang minimal 10% dari gaji bulanan.
"Dari 10% ini, 5%-nya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan Lebaran," katanya. "Misalnya gaji kita 5 juta, 10%-nya 500 ribu, mungkin setengah dari 500 ribu bisa dialokasikan untuk kebutuhan Lebaran. Ini juga artinya budget kita tidak banyak, tetapi kita harus melihat skala prioritas kalau memang pendapatan kita terbatas," kata Founder dan CEO Integrita Financial ini.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Alhamdulillah Musim THR, Bisa Borong Saham Oke Gak?
