InvesTime
Memang Apa Bedanya sih IPO BUMN dan Swasta?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) 10-15 perusahaan BUMN yang digemakan Menteri BUMN Erick Thohir sedang menjadi perbincangan hangat para investor.
Melantainya BUMN ini dianggap sebagai katalis positif bagi pasar modal sehingga diharapkan akan lebih banyak investor yang mau mengoleksi saham-saham ini.
Namun, dengan adanya beberapa sentimen terhadap perusahaan pelat merah yang cukup kurang baik dari sisi kinerja harga saham dan keuangan, investor tampaknya akan masih memiliki keraguan besar untuk mencoba mengoleksi saham-saham BUMN ini. Pasalnya BUMN identik dengan pengelolaan yang kurang baik mengingat mereka mendapat suntikan modal dari negara.
Menurut SVP Research Kanaka Hita Solvera, Janson Nasrial, tidak semua BUMN memiliki kinerja yang buruk. Bahkan kebanyakan perusahaan dengan saham-saham blue chip alias saham unggulan itu berstatus BUMN yang sangat kuat dengan tata kelola yang baik atau good governance.
Ia menambahkan argumennya dengan memberikan contoh di bidang perbankan. Saat ini tiga dari empat bank blue chip adalah BUMN yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Bank-bank ini bahkan memiliki kinerja yang luar biasa di tataran Asia Pasifik.
"Kita lihat saja kinerja sektor perbankan itu the big four [satu lagi yakni PT Bank Central Asia Tbk/BBCA] itu ketiganya BUMN yaa dan kinerjanya bagus dari segi CAR[rasio kecukupan modal, capital adequacy ratio] itu paling kuat di Asia Tenggara dan dari sisi net interest margin [margin bunga bersih/NIM] itu paling tinggi se-Asia Pasifik," katanya dalam program Investime CNBC Indonesia, Selasa (4/5/2021).
Tak hanya itu, ia juga mengatakan BUMN sektor telekomunikasi juga memiliki rapor yang sangat baik.
"Lalu juga ada telekomunikasi seperti Telkom [PT Telkom Indonesia tbk] dan saya rasa juga tidak semua BUMN ini punya kinerja negatif buktinya blue chip ratar-rata BUMN, jadi kita harus akui BUMN itu secara objektif banyak yang tangguh."
Lebih lanjut ia juga menambahkan bahwa Bank Mandiri yang merupakan bank pelat merah memiliki jebolan-jebolan yang sangat professional dan regenerasi yang kontinyu. Hal ini membuktikan bahwa praktik good governance dijalankan secara baik.
"Jadi banyak juga kok BUMN yang profesionalismenya sangat baik.".
Namun ia memberikan catatan juga kepada beberapa BUMN, terutama di sektor konstruksi dan juga BUMN kecil menengah untuk segera merapikan laporan keuangan dan memoles kinerja perusahaan.
"Sektor konstruksi ya itu balance sheet-nya [neraca] harus dibenahi segera," pungkasnya.
Sementara itu, IPO calon emiten swasta juga sebetulnya juga mengacu pada beberapa faktor yang mesti menjadi investor untuk membeli sahamnya.
"Tergantung dari industrinya, tergantung teman [sektor] so everything is about narrative [tergantung sektor yang lagi cemerlang]. Kedua tergantung timing [waktu]."
Waktu yang dimaksud dalam artian momen IPO apakah sesuai dengan kondisi pasar yang ada saat ini sehingga bisa mendapatkan permintaan yang tinggi dengan harga IPO yang bagus.
[Gambas:Video CNBC]
Live Now! Siap-siap Banjir IPO Saham BUMN, Minat Borong?
(tas/tas)