Berburu Saham Receh, Simak Cara Serok Biar Cuan Besar

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
19 April 2021 11:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penny stock atau saham dengan nilai nominal atau harga yang relatif rendah dengan nilai kapitalisasi yang tidak terlalu besar, menjadi salah satu opsi menarik bagi sebagian trader atau investor yang jeli. Meski kurang likuid, tapi beberapa diantaranya menarik dan punya peluang menjadi potensi cuan yang besar.

"Kelebihannya kalau masuk saat momentum tepat, misal beberapa perusahaan bank kecil ada kenaikan tinggi. Beberapa diantara bank kecil itu termasuk papan pengembangan yang kapitalisasi pasarnya kecil juga. Saat masuk dan momentumnya tepat, kita bisa liat menghasilkan return yang lumayan," kata Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy dalam Investime CNBC Indonesia dikutip Senin (19/4/21).

Dalam beberapa waktu ke belakang, saham bank-bank kecil menguat karena spekulasi pengembangan bank digital yang kian marak. Teranyar, saham BMAS (PT Bank Maspion Indonesia Tbk) menduduki posisi puncak top gainer sepekan ini, setelah sahamnya selama 5 hari perdagangan kemarin melompat hingga 109,7%.

Beberapa bank mini mulanya masuk ke dalam penny stock karena harganya yang tergolong rendah dan masuk kategori penny stock, yakni di bawah Rp. 1.000/lembar. Saat ini, kebanyakan harganya sudah lebih dari itu.

Ketika bank mini yang dulu masuk kategori penny stock menjadi pilihan menggiurkan, namun jangan lupa bahwa ada resiko yang juga bisa menjadi tanggungan investor.

"Kalau pemilihan ngga cukup tepat, dalam artian momentum belum ada disitu, saat membeli susah, menjualnya susah, juga karena sedikit partisipasi market untuk menyerap saham yang mau kita jual nantinya. Kalau itu masuk kategori penny stock," jelas Yanuar.

"(Bisa dibilang) Penny stock ngga liquid, sulit sekali, baik untuk membeli dan menjual. Dengan likuiditas terbatas, akan lebih sulit bagi kita melakukan investasi atau keluar masuk di saham-saham seperti ini," lanjutnya


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mansurmology: Sebut Saham WIKA & PPRO, Kode Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular