
Ingat! Kenali Profil Risiko Sebelum Kejar Cuan dari Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Mulai mencoba untuk ikut bertransaksi saham bagi investor pemula ada baiknya tidak dilakukan dengan 'tangan kosong'. Salah satu modalnya adalah harus mengetahui profil risiko diri sendiri, apakah konservatif, moderat, atau agresif.
Selain itu, calon investor juga harus memiliki modal yang cukup, meski saat ini membeli saham sudah bisa dimulai dari Rp 100.000. Calon investor alias investor newbie juga harus memiliki pegangan pengetahuan agar tak gampang terbawa rumor yang yang beredar.
Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi mengatakan selain harus memiliki wawasan, ada baiknya investor baru ini juga telah menentukan profil risikonya masing-masing, agar bisa menentukan saham seperti apa yang bisa dipilih dan tidak ikut-ikutan dengan kondisi pasar.
"Profil risiko setiap orang itu akan berbeda-beda, itu akan menentukan jenis investasi apa yang cocok untuk kita... kita harus mengetahui diri kita sendiri," kata Friderica dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV dalam program Cuap-cuap Cuan, Selasa (13/4/2021).
Biasanya instrumen investasi yang sesuai risiko ini akan dibagi mulai dari reksa dana pendapatan tetap sebagai instrumen dengan risiko terendah hingga saham sebagai investasi dengan risiko paling tinggi.
Namun, kata wanita yang akrab disapa Kiki ini, saat ini saham pun sebenarnya bisa dijadikan pilihan investasi bagi investor dengan risiko moderat.
"Kalau kita mau masuk ke saham, kita juga bisa lihat atau memilih saham yang sebenarnya mana sih walaupun kita ini adalah tipe konservatif kita tetap bisa masuk ke saham, misalnya saham blue chip, kita tau industrinya, kita tau manajemennya, dikelola dengan tata kelola yang baik dan potensinya masih terbuka ke depan," papar dia.
"Itu juga bisa jadi pilihan walaupun kita seorang yang konservatif," imbuh mantan Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.
Selain itu, untuk investor newbie perlu melengkapi pengetahuannya sebelum terjun ke pasar saham dengan pengetahuan mengenai investasi di pasar saham secara benar.
Sebab salah satu risiko yang paling mungkin terjadi adalah kondisi bergejolaknya pasar di tengah pasar yang tengah bullish, terutama di masa pandemi saat ini. Pengetahuan ini dibutuhkan agar nantinya investor newbie tidak kapok untuk membeli saham.
Bahkan dengan pengetahuan yang memadai, kata dia, tidak jarang investor baru juga bisa mengantongi cuan kendati pasar mengalami penurunan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Tepat Gak sih Borong Saham Konstruksi Gegara SWF?
