InvesTime

Ini Alasan Saham-saham Bank Kakap Belum Pulih, Saatnya Serok?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
14 April 2021 11:40
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham perbankan yang masuk kategori unggulan alias blue chip company, mengalami koreksi dalam selama sebulan terakhir kendati pada perdagangan Rabu ini (14/4/2021) mulai rebound. Beberapa bank kakap tersebut di antaranya big four: Bank Central Asia, Bank BRI, Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia.

CEO PT Elkoranvidi Indonesia Investama, Fendy Susiyanto mengatakan, saham-saham perbankan ini mengalami kontraksi karena perbaikan sahamnya saat awal tahun sangat tajam, sehingga saat adanya gejolak di pasar, maka penurunannya pun sangat dalam.

Selain itu, ia menyebutkan investor yang memiliki saham perbankan dan sedang terkoreksi, artinya masuk di waktu yang tidak tepat. Kemungkinan investor masuk saat terjadi recovery di saham perbankan.

"Persoalannya setelah pandemi dan recovery saham perbankan naik cepat dan sekarang era koreksi dan mungkin timing masuknya kurang tepat," ujarnya dalam program InvesTime, Selasa malam (13/4/2021).

Namun, ia menekankan memiliki saham perbankan akan tetap menguntungkan jika untuk jangka panjang. Melakukan investasi dalam jangka panjang di saham ini akan memberikan return yang baik.

Selain itu, harga saham yang terkoreksi saat ini juga masih di bawah harga wajar sebelum terjadi pandemi Covid-19, sehingga saat ekonomi pulih nanti ia menilai saham perbankan akan kembali ke harga tinggi.

"Kalau 12 bulan ke depan akan oke menurut saya, karena ini atraktif dan masih layak beli, harga di bawah harga wajarnya. Kalau jangka mengah panjang harus tahan dengan jangka pendek saat ini. Saham nantinya akan menuju ke harga wajarnya," jelasnya.

Ia menjelaskan, jika ingin masuk di perusahaan blue chip baik perbankan maupun saham konsumer yang harus diperhatikan adalah waktu alias timing-nya. Selain itu juga jangka waktu investasinya.

Untuk saat ini ia tidak menyarankan melakukan investasi di saham blue chip untuk jangka pendek. Namun untuk jangka menengah panjang ia menilai masih layak membeli saat ini.

"Jadi lihat invest-nya untuk jangka pendek atau menegah panjang. Kalau jangka pendek masih tertekan dan menegah panjang akan baik," imbuhnya.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham-saham bank papan atas mulai naik setelah kemarin terkoreksi. Pada pukul 11.16 Rabu ini, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 3,50% di Rp 31.050/saham kendati sebulan terakhir turun 6,26%.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga naik 3,61% di Rp 4.300/saham kendati sebulan turun 8,6%.

Sementara itu saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 0,40% di Rp 6.335/saham dan sebulan turun 3,44%.

Adapun saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) naik 1,71% di Rp 5.875/saham dengan koreksi sebulan 5,6%.

 


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank 'The Big Four' vs Bank Digital, Jadi Pilih Mana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular