Apes! Baru Naik Sehari, Harga Emas Antam Hari Ini Drop Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 April 2021 09:58
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam mampu menguat cukup tajam pada perdagangan Rabu kemarin setelah menurun dalam 2 hari beruntun. Tetapi pada perdagangan hari ini, Kamis (8/4/2021) harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) ini kemarin turun, meski tidak besar.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam ukuran/satuan 1 gram turun 0,22% ke Rp 922.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,23% ke Rp 86.412.000/batang atau Rp 864.120/gram.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp 511.000Rp 1.022.000
1 GramRp 922.000Rp 922.000
2 GramRp 1.784.000Rp 892.000
3 GramRp 2.651.000Rp 883.667
5 GramRp 4.385.000Rp 877.000
10 GramRp 8.715.000Rp 871.500
25 GramRp 21.662.000Rp 866.480
50 GramRp 43.245.000Rp 864.900
100 GramRp 86.412.000Rp 864.120
250 GramRp 215.765.000Rp 863.060
500 GramRp 431.320.000Rp 862.640
1000 GramRp 862.600.000Rp 862.600

Harga emas dunia yang turun 0,36% ke US$ 1.737,28/troy ons kemarin membuat harga emas Antam ikut terseret. Harga emas dunia masih melemah meski rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menunjukkan kebijakan moneter ultra longgar dalam beberapa waktu ke depan.

Tapering dan segala bentuk pengetatan moneter lain dinilai sebagai suatu hal yang prematur atau terlalu dini untuk dilakukan saat ini. Jerome Powell sang ketua The Fed sudah berkali-kali menegaskan hal ini ke publik.

"Kami berpikir akan ada sesuatu yang baru dari notula rapat, tetapi kami salah. The Fed sudah sangat transparan mengenai di mana posisi mereka, dan mereka belum mau beranjak," kata Art Hogan, Chief Market Strategist di National Securities yang berkedudukan di New York (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Artinya, stimulus moneter The Fed masih belum akan dikurangi. Stimulus moneter merupakan salah satu bahan bakar utama emas untuk menanjak hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus 2020 lalu.

Namun, di tahun ini harga emas justru kesulitan untuk menguat.

Indeks dolar AS yang bangkit pada Rabu kemarin setelah merosot dalam 2 hari sebelumnya membuat harga emas dunia tertekan. Dolar AS dan emas cenderung memiliki korelasi negatif, ketika dolar AS menguat, maka emas akan melemah, begitu juga sebaliknya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Nataru Sebentar Lagi, Emas Antam Diskon Nih Bunda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular