BNI Investime Week

Ternyata Netflix-TikTok Pakai Ini buat Bayar Pajak di RI

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
07 April 2021 10:39
FILE PHOTO: The Netflix logo is seen on their office in Hollywood, Los Angeles, California, U.S. July 16, 2018. REUTERS/Lucy Nicholson/File Photo
Foto: Netflix (REUTERS/Lucy Nicholson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak layanan aplikasi dan digital asal luar negeri seperti Netflix hingga TikTok juga menjalankan bisnis operasi dengan mengambil pasar di Indonesia. Pasar Indonesia ini memang menarik penetrasi pengguna internet Indonesia mencapai 73% atau 197,7 juta pengguna pada 2019 menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Tentunya dengan mengambil market di Tanah Air, aplikasi-aplikasi dan layanan digital itu harus membayar pajak.

Lantas bagaimana mereka membayar pajak?

Deputy General Manager 2 Div Transaction Banking Services PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Paruhum P Aritonang, mengatakan salah satu strategi bisnis BNI ialah bekerjasama dengan fintech (financial technology) dan e-commerce, baik untuk memberi layanan perbankan maupun untuk layanan collection.

"Saat ini sekitar 273 usaha fintech dan e-commerce yang bekerjasama dengan BNI, kerja sama yang diberikan baik layanan collection para pelaku bisnis," jelasnya dalam Investime Week CNBC Indonesia, Rabu (7/4/2021).

"Dan itu kami lakukan, kami juga kerja sama dengan fintech international, dengan Amazon, Tiktok, Netflix, Zoom, Microsoft. Karena mereka butuh bayar pajak di Indonesia. Karena ada service di Indonesia, kita kerja sama dengan fintech untuk memudahkan pembayaran mereka," jelas Paruhum.

Menurut Paruhum, fintech dan e-commerce merupakan mitra strategis layanan keuangan digital di pasar international maupun domestik, di mana BNI memberikan platform bisnis untuk produsen maupun konsumen untuk melakukan bisnis.

Dengan kerja sama dengan fintech international juga membuat pembayaran antarnegara makin optimal. Pasalnya, biaya transaksi dari kerja sama bisa ditekan dari kerja sama dengan business to business.

"Transaksi keuangan tentu masih membutuhkan bank, ini sudah kami lakukan dari tahun lalu sinergi dengan fintek dan e-commerce. Supaya memberi solusi digital dan platform digital baru yang menarik," jelas Paruhum.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berapa Dana yang Dibutuhkan untuk Pensiun? Simak Paparannya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular