Jangan Takut Investasi, Ini Cara Mudah dari BNI Sekuritas

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam kacamata masyarakat awam, investasi di pasar saham itu ribet. Selain itu, masih kuat perasaan takut kehilangan uang karena ada risiko pasar saat berinvestasi di saham.
Pandangan tersebut seharusnya sudah mulai berubah dengan kemajuan teknologi, dimana investasi bisa dilakukan dengan mudah dari genggaman anda dan bisa meningkatkan pundi-pundi cuan.
Maxi Liesyaputra, AVP Equity Analyst BNI Sekuritas mengakui, bagi investor pemula yang akan terjun berinvestasi di pasar modal khawatir ada risiko dana diinvestasikan di saham turun, sehingga mengalami kerugian. Namun, hal itu wajar adanya, mengingat investasi di bursa saham cenderung fluktuatif mengikuti sentimen baik dari global maupun domestik.
Oleh karena itu, investor harus cermat membeli saham-saham dengan fundamental yang kuat, memiliki track record yang baik dan punya prospek menghasilkan keuntungan atau capital gain di masa yang akan datang.
"Kita tahu, harga saham fluktuatif, tidak naik terus, kita bisa melihat saham-saham berfundamental baik. Banyak sentimen yang mempengaruhi pergerakan harga saham, sentimen global, domestik, tapi selama fundamental bagus, kita yakin saja potensial capital gainnya," kata Maxi, dalam program Squawk Box, BNI Investment Week di CNBC Indonesia, Selasa (6/4/2021).
Bagi calon investor yang akan memulai untuk investasi, bisa membuka rekening saham di perusahaan sekuritas dan kini justru lebih mudah, pasalnya beberapa perusahaan sekuritas membuka pendaftaran rekening efek secara daring tanpa harus datang ke kantor cabang perusahaan sekuritas.
Maxi juga memberikan tips, untuk investor ritel, sebaiknya tidak memiliki terlalu banyak portofolio saham, idealnya ada di kisaran 11 sampai 12 saham pilihan saja.
"Karena kalau terlalu banyak, kita khawatir tidak bisa memantau pergerakan sahamnya," ujarnya.
Investor juga harus memilih dari sekitar 700 lebih perusahaan di BEI, klasifikasikan ke dalam sektor unggulan, pelajari sektor-sektor tersebut bagaimana perkembangannya dalam kondisi saat ini.
"Lalu pilih yang berpotensi baik dalam jangka panjang, jadi kita jangan tiap jam lihat harga saham, itu nanti akan memacu adrenalin," tandasnya.
Lalu, jika saham-saham tersebut sudah dirasa menguntungkan, misalnya, naik di atas 10% dari harga beli, investor bisa melakukan penjualan saham tersebut dan mendapat capital gain.
"Tapi, potensi keuntungan masing-masing saham berbeda, dan tiap inevstor memiliki perspektif berbeda pula," ujarnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Pelototin Indeks LQ45, Apa Dijamin Bisa Cuan Gede?
