
Saham Bank Mini Lagi Seksi-seksinya, Awas Digoreng Mas-Mba!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini para investor terutama ritel mulai berburu saham bank-bank mini alias bank dengan modal inti Rp 1-5 triliun (bank BUKU II).
Pergerakan harga saham bank-bank mini ini terus melesat dan memimpin top gainers di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak pekan lalu, mulai dari PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Harda International Tbk (BBHI), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Ganesha Tbk (BGTG), hingga PT Bank Capital Tbk (BACA).
Pada perdagangan Selasa sore ini (2/3), data BEI mencatat, saham top gainers dari bank mini dicatatkan oleh BGTG 34%, BNBA 24,88%, dan PT Bank Net Syariah Indonesia Tbk (BANK) sebesar 16,85%.
Dalam sebulan saham BANK meroket 1.497% di level Rp 2.220/saham, BGTG 277% di Rp 264/saham, dan BNBA 527% di posisi Rp 2.660/saham.
Namun di tengah reli ini, Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, investor perlu hati-hati sebelum memutuskan untuk masuk ke bank-bank mini tersebut.
Menurutnya kenaikan harga signifikan saham-saham bank tersebut hanya karena tren seperti rencana transformasi ke bank digital.
"Bank-bank ini mau transformasi ke bank digital dan membuat harga mereka naik karena valuasinya menggunakan cara baru dengan melihat saham teknologi," ujarnya dalam InvesTime CNBC Indonesia, Selasa (2/3/2021).
Ia menjelaskan, tren ke bank mini beralih ke bank digital baru sekadar rencana dan belum terlaksana. Selain itu ada juga sentimen masuknya perusahaan fintech ke bank digital tersebut.
Menurut dia, rencana tersebut menimbulkan persepsi bahwa nantinya pengguna bank digital tersebut akan sama banyaknya sebagaimana perusahaan fintech seperti Gojek lewat Gopay dan Shopee. Namun, ia kembali menekankan bahwa ini masih sekadar rencana dan belum tentu terlaksana sehingga investor perlu mencermati dengan seksama.
"Jadi itu membuat banyak yang spekulasikan bank digital akan ambilalih dan dikerjasamakan dengan fintech dan beberapa perusahaan teknologi. Dan dengan ada cerita bank digital jadi berspekulasi dan diambilalih jadi misalnya Shoppe, Alipay dan lainnya, jadi arah mengikuti saham ARTO [Bank Jago] tadi," jelasnya.
Sebagai informasi, perusahaan e-commerce memang gencar mencaplok emiten bank mini di Tanah Air. Sebelumnya Akulaku yang disokong Alibaba mencaplok mayoritas saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang dulunya bernama Bank Yudha Bhakti.
Lalu pada 10 Februari lalu, induk perusahaan Shopee, Sea Limited (Sea Grup) resmi menjadi pemegang saham PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE). Upaya ini dilakukan Shopee untuk masuk ke bisnis bank digital di Tanah Air.
Nama Bank BKE pun diganti menjadi PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Pemicu Saham-saham Bank Mini Meroket, Awas Spekulasi Bro!
