
Deretan Alasan Kenapa Saham Big Cap Cocok buat Pemula

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal semakin banyak diminati masyarakat Indonesia. Pasalnya, sosialisasi keuntungan berinvestasi saham mampu mendorong investor ritel tertarik berinvestasi di produk pasar modal, salah satunya saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), kendati investasi saham juga berisiko.
Hanya saja, sebagian para investor yang baru-baru ini memasuki pasar adalah investor pemula yang minim pengetahuan tentang pasar modal dan cenderung hanya ikut-ikutan dalam membeli saham yang sedang menjadi tren di media sosial.
Oleh sebab itu, William Siregar, Equity Analyst PT BNI Sekuritas, menilai bahwa para pemula sebaiknya diimbau untuk menaruh uangnya di saham-saham perusahaan big cap alias big capitalization.
Big cap adalah istilah untuk perusahaan dengan kapitalisasi pasar (market capitalization) yang besar dan di atas Rp 100 triliun.
Ada beberapa alasan mengapa William menyarankan pemula untuk bermain di saham big cap. Pertama perusahaan big cap sudah memiliki operasi usaha yang solid tanpa dipengaruhi oleh kompetisi pasar.
"Yang pertama karena secure atau aman karena big cap lebih tidak mudah dikontrol kompetisi," pungkas, dalam dialog InvesTime CNBC Indonesia, Senin malam (1/3/2021).
Kedua, saham big cap dikenal sering memberikan dividen (pembagian dari laba bersih kepada pemegang saham) yang juga dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bila nilai sahamnya turun.
"Ya karena dividennya jadi misal pada saat nilai perusahaannya turun dividen ini bisa jadi alternatif income kedua di luar dari saham itu sendiri," tambahnya.
Dan yang ketiga, big cap cenderung memiliki laporan keuangan yang sangat transparan dan sangat mengikuti informasi dan perkembangan di pasaran.
Namun ia menilai bahwa saat ini dari segi harga, nilai saham-saham big cap saat ini memiliki kemungkinan bergerak volatil atau berubah dengan cepat dan drastis.
Hal ini terlihat pada pergerakan harga beberapa saham perusahaan pendatang baru di big cap seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang bergerak sangat cepat. Ia menganggap bahwa saat ini cerita dibalik terbentuknya perusahaan big cap sangatlah penting.
"Tentu ada cerita dibalik kehadiran saham big cap baru contohnya bank ARTO [kode saham Bank Jago], BRI Syariah [kini Bank Syariah Indonesia] nah ini kan pendatang baru di big cap. Nah datangnya mereka ke dalam kategori big cap ini kan terkait dengan sentimen bank digital yang diekspektasikan menjadi the rising star menggantikan saham bank konvensional."
Meski begitu, William merasa pada saat harga big cap sudah tidak berdasarkan spekulasi dan harganya sudah mulai normal, ia sangat menyarankan betul bagi para pemula untuk berinvestasi di perusahaan big cap.
Sebagai catatan, dari semua saham big cap, paling teratas diduduki oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kapitalisasi pasar menembus Rp 866,62 triliun, terbesar di BEI, per data perdagangan sesi I Selasa ini (2/3).
Jadi, bagaimana sobat cuan? Tertarik untuk berinvestasi di big cap kah? Selamat mencoba!
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain BBCA-TLKM, Asing Kepincut Gak sih Saham Lapis Kedua?
