Saham Disuspen Kasus Jiwasraya & Asabri, Investor Harus Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Skandal yang membelit PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero) tentu ikut menyeret para investor ritel yang berinvestasi pada saham-saham yang ditransaksika kedua perusahaan asuransi pelat merah tersebut.
Nasib sial dialami banyak investor ritel, pasalnya belum sempat menjual saham tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menghentikan perdagangan beberapa saham yang jadi pokok sengketa di kasus ini.
Untuk itu, Investment Banking Panin Sekuritas, Indra Then menyarankan ke investor ritel terus mencermati perkembangan kasus tersebut.
"Yang jadi concern saat ini sebaiknya investor tersebut mengamati perkembangan dari kasus tersebut," kata Indra dalam acara Invest Time CNBC Indonesia TV, Jumat (5/2/2021).
Menurut Indra, kebijakan BEI mencabut sanksi suspensi akan bergantung pada penyelesaian kasus oleh penegak hukum dan ada keputusan hukum tetap.
Selain itu, tambah Then, emiten yang tersangkut dalam kasus Asabri dan Jiwasraya masih beroperasi. Ini artinya, perusahaan punya kesempatan memperbaiki kinerja dan bertumbuh.
"Secara bisnis perusahaan masih terus berlanjut kan operasi berlanjut, yang disuspen perdagangannya. Mungkin masih ada kesempatan perusahaan tumbuh, aspek GCG dengan komisaris baru untuk berubah dan suspensi dibuka," ungkapnya.
Sebagai informasi, dalam kasus Jiwasraya dan Asabri Kejaksaan Agung (Kejagung) memperkarakan para tersangka karena tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan investasi.
Dalam Asabri, Badan Pemeriksa Keuangan menghitung ada potensi tersebut merugikan negara lebih dari Rp 23 triliun. Kejagung telah resmi menetapkan delapan tersangka dalam perkara tersebut.
Tersangka itu terdiri dari eks Direktur Utama Asabri Adam R Damiri, eks Direktur Utama Asabri Sonny Widjaja, pemilik PT Hanson International Tbk (MYRX) Benny Tjokrosaputro, dan Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) Heru Hidayat.
Jika investor tetap ingin menjual saham-saham tersebut bisa dilakukan di pasar negosiasi yang jika dibuka sebaiknya dimanfaatkan oleh para investor.
"Menggunakan pasar nego, saham suspen walau regularly suspen tapi negonya bisa transaksi," ujar Indra.
Selain itu, Indra juga menyarankan adanya peran aktif dari para investor ritail. Mereka dapat memberikan saran untuk membuat wayout perusahaan bersama.
"Dituntut juga peran aktif investor ritel dalam memasukkan saran mereka ke perusahaan pada media seperti melalui RUPS. Jadi bersama membuat wayout untuk perusahaan ini," kata Indra.
[Gambas:Video CNBC]
Mantan Bos BI Singgung Banyak Asuransi Lokal Bermasalah
(hps/hps)