Lagi Heboh Short Selling, Kenali Dulu Plus Minusnya!

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
02 February 2021 12:42
Kondisi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/2/2018). IHSG hari ini bergerak negatif karena respon sentimen anjloknya bursa saham Amerika hingga 4,15%. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini, perdagangan saham kembali dihebohkan dengan transaksi short selling alias transaksi jual kosong, menjual saham yang belum dimiliki oleh investor.

Sebagai informasi, short selling merupakan kebalikan dari strategi long. Investor atau trader yang melakukan aksi ini tak memiliki aset. Namun mereka meminjam dari orang lain melalui jasa atau layanan broker dengan niat untuk menjualnya ke pasar (dengan harga tinggi).

Aksi jual yang masif diharapkan bisa membuat harga jatuh. Ketika harga suatu aset jatuh, para bandar ini akan menampungnya (di harga bawah) dan mengembalikan aset yang dipinjam ke si pemilik.

Selisih harga jual dan beli akan menjadi keuntungan bagi para bandar. Secara sederhana, begitulah short selling.

Apabila beruntung seorang short seller akan mendapatkan keuntungan yang besar. Namun ketika harga aset yang dijual tadi malah melesat, maka kerugian yang diderita pun bisa sangatlah besar. Mau tidak mau bandar yang pasang posisi harus segera menutupnya (short squeeze) untuk menghindari kerugian yang masif.

Menurut Presiden Direktur RHB Sekuritas Indonesia, Iwanho, perdagangan efek jenis ini belum diperbolehkan secara resmi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) namun mekanisme ini tetap ada di pasar modal terutama pada saham yang marginable atau yang membuka layanan transaksi margin (broker meminjam dana ke investor).

Bisa dikatakan bahwa jenis transaksi ini memang cukup berisiko jika pemahaman investor masih kurang. Bahkan, efeknya juga cukup besar baik bagi investor atau pada pasar saham secara keseluruhan.

"Ini berisiko tinggi karena memerlukan kemampuan memprediksi harga saham yang tepat. Spekulasi menjadi hal terpenting dalam transaksi ini. Pasalnya, risiko dari transaksi ini cukup besar," kata Iwanho dalam program InvesTime CNBC Indonesia, Senin (1/2/2021).

Iwanho mengungkapkan bahwa ada beberapa pro dan kontra dari short selling. Hal ini harus diperhatikan dengan baik agar dapat mendatangkan banyak untung.

Misalnya kelebihan short selling yakni, investor dapat meraup untung yang lebih tinggi, modal yang minim. Serta memungkinkan melakukan leveraged investment atau teknik mencari keuntungan investasi yang lebih tinggi dengan menggunakan uang pinjaman.

Sedangkan kelemahan atau kontra dari short selling adalah, berpotensi mengalami kerugian yang besar, diperlukan margin account, dan adanya margin interest atau bunga dari utang yang dilakukan kepada broker.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Heboh Short Selling Saham, Berani Coba Gaes?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular