Biar Gak Ketipu Kayak Jouska, Ini Modal Utama Investasi Saham

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
13 January 2021 13:12
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019)/(CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menegaskan investor pemula sebaiknya tidak percaya akan tawaran fix return atau keuntungan pasti yang dijanjikan oleh beberapa perusahaan pengelola dana.

Sebab itu, ada beberapa modal utama yang harus dimiliki investor pemula jika ingin masuk ke pasar saham.

Ketua AAEI, Edwin Sebayang mengatakan untuk investor pemula sebaiknya tidak mudah percaya akan rayuan fix return dari beberapa fund manager.

Contohnya seperti kasus yang terjadi pada klien PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska) belum lama ini yang disebutkan oleh Satgas Waspada Investasi yang menyebutkan bahwa Jouska melakukan fraud ke klien mereka.

"Mereka [kliennya] diarahkan membuat keputusan beli suatu saham, sementara pihak lain bekerjasama dengan lembaga itu. Dan pihak lain yang jual ingin diuntungkan. Setelah dijual [saham], nasabah mereka ditinggalin," katanya kepada CNBC Indonesia TV, Rabu (13/1/2021).

Edwin lebih menyarankan bagi investor saham melakukan perdagangan sahamnya sendiri. Ini lantaran keputusan pembelian memang berdasarkan kemauan pribadi yang tidak diintervensi oleh pihak lain.

Makanya, kata Edwin, paling tidak untuk investor pemula harus memiliki modal analisis fundamental perusahaan.

Dengan bisa menganalisis sendiri fundamental keuangan calon perusahaan yang sahamnya akan dibeli, calon investor minimal bisa melihat nilai valuasi sederhana dari satu perusahaan, sehingga investor bisa lebih yakin untuk melakukan pembelian saham.

"Dari sekuritas juga akan memberikan informasi saham dan review perdagangan. Investor juga bisa menanyakan informasi terkait saham yang dipilih pada fasilitas sekuritas yang tersedia," kata Head of Research PT MNC Sekuritas ini.

Sebisa mungkin menurut Edwin, investor bisa mengambil analisis dari beberapa sumber, baik dari sekuritas, kenalan analis saham, grup WhatsApp investor maupun media massa terkait dengan pemberitaan emiten.

Selain itu pemilihan sekuritas yang aman dan memiliki nama juga hal penting bagi calon investor buat memulai investasi saham.

Edwin menjelaskan bicara broker atau sekuritas pada dasarnya mereka tidak boleh menawarkan fix return.

Jadi kalau ada tawaran itu sebaiknya dihindari. "Broker itu tidak boleh mengumpulkan dana, ada yang janjikan return itu jangan diikuti. Lebih baik dihindari," katanya.

Untuk pemilihan broker yang baik Edwin membeberkan, pertama harus dilihat dari sisi modal dasar atau modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) sekuritas yang minimal Rp 250 miliar.

Kedua, bisa dilihat kalau sekuritas atau broker yang dipilih di-backing grup besar. Jadi jika terjadi sesuatu, misalkan gagal bayar, bisa dibantu oleh induk usaha tersebut. Ketiga, pilih broker yang memiliki manajemen yang solid.

Keempat, punya research department yang bagus, paling sedikit bisa mencakup 70% bobot saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), artinya riset yang dimiliki perusahaan sekuritas itu mencakup sebagian besar emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kelima, pilih sekuritas yang memiliki aplikasi yang punya banyak fungsi serta layanan sekuritas.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Modus Klasik Investasi Bodong, Tokoh Agama hingga Seleb

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular