
Setelah Bikin Ibu-ibu Histeris, Harga Emas Antam Tak Gerak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. stagnan pada perdagangan Senin (30/11/2020, setelah ambrol 3,6% sepanjang pekan lalu. Harga emas Antam kini berada di level termurah dalam 4 bulan terakhir.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 88.412.000/batang atau Rp 884.120/gram, stagnan dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.
Sementara satuan 1 gram dihargai Rp 942.000/batang, juga stagnan dan berada di level terendah sejak 27 Juli lalu.
Ambrolnya harga emas dunia menjadi pemicu merosotnya harga emas Antam sepanjang pekan lalu. Melansir data Refinitiv, sepanjang pekan lalu harga emas dunia ambrol 4,4% ke US$ 1.788,12/troy ons dan berada di level terlemah sejak 7 Juli.
Pagi ini, harga emas dunia kembali turun 0,6% yang tentunya menjadi kabar buruk bagi emas Antam besok.
Para analis kini merubah proyeksinya terhadap harga emas di pekan ini. Dalam beberapa pekan terakhir para analis masih terus memberikan outlook bullish (tren naik) untuk emas, sementara di pekan ini menjadi bearish (tren turun).
Hal tersebut terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco terhadap para analis di Wall Street. Dari 15 analis yang berpartisipasi, sebanyak 8 analis atau 53% memberikan outlook bearish, 6 orang atau 40% memberikan outlook bullish dan sisanya netral.
Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street menunjukkan sebanyak 48% dari 1.270 partisipan memberikan outlook bullish, 33% bearish, dan 21% netral.
Vaksin dari beberapa perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang diklaim efektif menanggulangi virus corona hingga 90% atau lebih dan tanpa efek samping yang berat menjadi pemicu utama ambrolnya harga emas.
Saat vaksin didistribusikan nanti, hidup akan berangsur-angsur normal kembali, roda bisnis berputar lebih cepat, dan perekonomian kembali bangkit.
Efeknya, pelaku pasar mengalirkan investasinya ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, emas yang merupakan aset aman (safe haven) dan tanpa imbal hasil menjadi tidak menarik lagi.
Selain itu, stimulus fiskal yang akan digelontorkan pemerintah AS kemungkinan nilainya tidak akan besar jika vaksin sukses menanggulangi virus corona. Alhasil, "bahan bakar" bagi emas untuk menanjak menjadi berkurang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?