
Penjualan Emas Antam Meroket 147%, Investor Cuan Berapa nih?

Bank investasi kelas dunia asal Swiss, UBS Global Wealth Management mengatakan, saat ini merupakan waktu yang pas menempatkan dana di instrumen emas.
Investasi di emas dinilai menjadi tempat yang sangat baik menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat, kata UBS kepada CNBC Internasional.
"Kami menyukai emas, karena kami pikir emas kemungkinan akan benar-benar mencapai sekitar US$ 2.000 per ounce pada akhir tahun," kata Kelvin Tay, Kepala Investasi Regional UBS, dikutip Selasa (29/9/2020).
"Dan emas memiliki lindung nilai tertentu," kata Tay.
"Jika terjadi ketidakpastian atas pemilu AS dan pandemi Covid-19, emas adalah lindung nilai yang sangat, sangat bagus. Dan kelemahannya baru-baru ini merupakan titik masuk yang bagus bagi investor," tambahnya, saat berbicara dalam acara Squawk Box CNBC.
Sementara itu Bloomberg Intelligence juga menyatakan pergerakan harga emas juga diprediksi akan lebih unggul logam mulia lainnya.
"Kondisi saat ini, di mana bank sentral terus menerapkan kebijakan moneter longgar menjadi fondasi yang solid bagi emas, tetapi kurang berdampak untuk perak dan tembaga. Logam untuk industri lebih terkait dengan stimulus fiskal dan bangkitnya perekonomian ekonomi global," kata Mike McGlone, ahli strategi senior komoditas di Bloomberg Intelligence, sebagaimana dilansir Kitco, dikutip Kamis (17/9/2020).
McGlone mengatakan reli harga emas baru saja dimulai, artinya kenaikan harga emas masih akan terus berlanjut.
"Emas mencapai dasar (bottom) di US$ 700 pada tahun 2008, dan mencapai puncak US$ 1.900 pada tahun 2019. Dengan kecepatan yang sama 2,7 kali dari level terendah di dekat US$ 1.470 tahun ini menunjukkan emas menuju US$ 4.000/troy ons di tahun 2023," katanya.
Sebagai catatan, 1 troy ons, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 4.000 per troy ons dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 128.62 per gram.
Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.900/US$, maka prediksi harga emas di tahun 2023 bisa menembus Rp 1,89 juta/gram. Harga tersebut belum memasukkan faktor-faktor lainnya yang bisa membuat harga logam mulia di dalam negeri lebih mahal lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]