OJK Pede Inklusi Keuangan RI Bisa Salip Singapura & Thailand

Yuni Astuti, CNBC Indonesia
15 October 2020 17:05
Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis target inklusi keuangan sebesar 90% pada 2024 bisa tercapai, sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Cukup optimistis bisa tercapai," kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Kamis (15/10/2020).

Inklusi keuangan pada dasarnya mengacu pada jumlah orang yang menjadi nasabah atau pengguna jasa keuangan.

Definisi ini pun berkaitan dengan literasi keuangan atau tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan mengenai produk dan layanan keuangan.

Berdasarkan survei akhir 2019, hasil indeks inklusi keuangan di Indonesia baru mencapai 76,2%. Angka tersebut menurutnya naik jauh dibanding 3 tahun yang lalu yaitu 69%.

Adapun tingkat literasi keuangan tercatat baru 38%, mewakili 34 provinsi di RI dengan responden sebanyak 12.700 orang.

"Survei setiap 3 tahun sekali, terakhir 2019, yang tahun 2022 belum. Kalau lihat perkembangan, optimis pada 2024 akan tercapai," katanya lagi.

"Intinya mencapai target inklusi keuangan, dengan adanya Bulan Inklusi Keuangan [BIK] secara kesinambungan, diharapkan memperkuat komitmen dari seluruh stakeholder, memantapkan kepercayaan konsumen produk dan layanan jasa keuangan," imbuhnya.

OJK menggelar Bulan Inklusi Keuangan 2020 dengan Tema "Satukan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju (AKSESSKU)" yang bertujuan untuk meningkatkan layanan jasa keuangan di masyarakat. Kegiatan ini berlangsung mulai awal Oktober hingga 3 November 2020.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas mengatakan bahwa masih belum puas dengan indeks inklusi keuangan nasional yang masih di bawah Singapura dan Thailand.

Pada Rapat Terbatas Strategi Nasional Keuangan Inklusif, Presiden menyebut indeks inklusi keuangan Indonesia masih berada di level 76% di 2019. Sementara Singapura berada di posisi 98% dan Thailand 85%.

Berdasarkan catatan Jokowi, indeks literasi keuangan tercatat meningkat 38% di 2019 dari sebelumnya 29% di 2016. Begitu pun dengan indeks inklusi keuangan yang tercatat meningkat 76% di 2019, dari sebelumnya 67% di 2016.

Meskipun angka tersebut sudah meningkat, Jokowi mengaku belum cukup puas. Pasalnya, apabila dibandingkan dengan tingkat inklusi sejumlah negara tetangga, Indonesia masih cukup tertinggal jauh.

"Singapura mencapai 98%, kita tadi 76%. Malaysia 85%, Thailand 82%. Artinya kita masih di bawah mereka dikit," kata Jokowi.

Jokowi menekankan kepada jajaran menteri untuk memprioritaskan kemudahan akses layanan keuangan formal bagi seluruh lapisan masyarakat, sekaligus meminta peran lebih lembaga keuangan mikro untuk berpartisipasi.

"Bank wakaf mikro diperluas, agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat," tegas Jokowi.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gelar Inklusi Keuangan 2020, OJK Bidik Pelajar & Anak PAUD

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular