
Gelar Inklusi Keuangan 2020, OJK Bidik Pelajar & Anak PAUD

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020 dengan Tema "Satukan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju (AKSESSKU)" yang bertujuan untuk meningkatkan layanan jasa keuangan di masyarakat.
"Sejak 2016, OJK bersama kementerian telah menginisiasi bahwa Oktober sebagai bulan inklusi keuangan," kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
"[Gelaran ini]...untuk meningkatkan masyarakat dan akselerasi penambahan rekening dan layanan jasa keuangan," katanya.
Inklusi keuangan pada dasarnya mengacu pada jumlah orang yang menjadi nasabah atau pengguna jasa keuangan.
Definisi ini pun berkaitan dengan literasi keuangan atau tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan mengenai produk dan layanan keuangan.
Menurutnya, berdasarkan arahan dari Presiden RI, Joko Widodo pada Rapat Terbatas (Ratas) 28 Januari yang lalu, ditargetkan inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024.
Adapun menurutnya, hasil survei secara nasional yang dilakukan OJK pada akhir 2019 mencatat, hasil indeks inklusi keuangan baru mencapai 76,2%.
"Naik jauh dibanding 3 tahun yang lalu yaitu 69%. Tingkat literasi keuangan baru 38%, mewakili 34 provinsi di RI dengan responden sebanyak 12.700 orang," kata mantan Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia ini.
Lebih lanjut dia mengatakan, tahun ini, ada beberapa kegiatan dalam BIK di antaranya yang pertama adalah peluncuran 1 rekening untuk 1 pelajar (KEJAR) bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI serta Kementerian Agama.
Selama satu bulan ini, akan dilakukan pembukaan rekening kolektif di sekolah-sekolah.
"Masih banyak (sekolah) yang berjalan secara tatap muka, sehingga ini bisa dilakukan melalui perjanjian kerjasama dengan bank dan dinas pendidikan," katanya lagi.
Berikutnya, peluncuran buku seri literasi tingkat PAUD (pendidikan anak usia dini) yang terdiri dari 4 buku bergambar. Kegiatan selanjutnya adalah Rebranding maskot OJK dan terakhir adalah Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR).
"Pada saat penutupan 3 November, akan diluncurkan aplikasi online, titik akses lokasi jasa keuangan. Aplikasi online ini kita bisa tahu, ada disini, akses penyedia jasa keuangan paling dekat di mana, aplikasi LOKASIKU," katanya memberi bocoran.
Informasi saja, hingga 12 Oktober 2020 atau tepatnya 12 hari setelah BIK 2020 diadakan, setidaknya sudah 643.057 rekening baru yang dibuka.
Rekening baru ini bukan hanya milik pelajar tapi juga masyarakat.
Berikutnya, dari target penyaluran kredit Rp 2,8 triliun, saat ini sebanyak Rp 10 triliun kredit sudah disalurkan, jauh melampaui target yang ditetapkan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK Pede Inklusi Keuangan RI Bisa Salip Singapura & Thailand
