Seram Ekonomi Resesi & Tak Pasti, Investasi Ini Diserbu!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 September 2020 14:47
harga obligasi
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mandiri Sekuritas memperkirakan permintaan terhadap Surat Berharga Negara (SBN) masih akan tinggi dari investor dalam negeri. Sementara investor asing dinilai belum berani masuk ke pasar keuangan negara berkembang, karena tingkat risiko Covid-19 yang masih tinggi.

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, mengungkapkan secara valuasi, pasar SBN dalam negeri masih sangat menarik mengingat yield atau imbal hasil yang ditawarkan masih berkisar 6,8%-6,9%.

Posisi ini yield yang masih atraktif ini menjadikan Indonesia berada pada posisi yang lebih unggul ketimbang dengan mayoritas negara lainnya di kawasan Asia, Eropa, maupun Amerika.

"Porsi investor asing di awal 20200 masih 39%, sekarang 28%. Ini volatilitas pasar surat utang akan baik karena porsi domestik akan dominan. Tak ada ekspektasi signifikan inflows, tapi baru ada perbaikan asing masuk tahun depan," kata Handy secara virtual, Kamis (24/9/2020).


Dia mengungkapkan, salah satu pendorong peningkatan kepemilikan domestik di surat utang dalam negeri adalah tingginya tingkat likuiditas perbankan akibat rendahnya permintaan kreditdi dalam negeri karena kondisi ekonomi yang lesu akibat pandemi. Sehingga perbankan banyak memborong SBN untuk menyalurkan likuiditas ini.

Hingga tahun depan, pasar surat utang dinilai masih akan atraktif karena tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia masih akan rendah, ditambah dengan perkiraan Federal Reserve (The Fed) baru akan kembali menaikkan suku bunga pada 2023 mendatang.


Penerbitan surat utang oleh pemerintah pada 2021 nanti diperkirakan masih akan tinggi mencapai Rp 900 triliun, untuk memenuhi kebutuhan pendanaan APBN.

"Kalau demand, masih butuh bantuan Bank Indonesia untuk menyerap, tapi sizenya akan lebih rendah dari 2020. Diperkirakan nilai issue Rp 900 triliun, butuh bantuan BI Rp 460 triliun. Asumsi nggak ada inflow 2021, kalau ada inflow akan lebih positif karena kapasitas serap bond lebih besar dari dalam negeri," jelasnya.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Butuh Investasi Minim Risiko? Yuk Kenali Instrumen Obligasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular