Efek Jouska! Bakal Ada 'Daftar Hitam' Perencana Keuangan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 July 2020 15:42
Waspada Gadai Ilegal, Satgas Minta Tutup 30 Usaha Gadai (CNBC Indonesia TV)
Foto: Waspada Gadai Ilegal, Satgas Minta Tutup 30 Usaha Gadai (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Perencana Keuangan IARFC (International Association of Register Financial Consultant) saat ini tengah berkoordinasi dengan asosiasi serupa lainnya untuk membuat daftar hitam, sebagaimana diterapkan di Bank Indonesia seperti BI Checking, guna menjadi mitigasi risiko dan menjaga industri tetap sehat. 

Daftar hitam itu nantinya akan memasukkan perusahaan-perusahaan atau perorangan yang pernah terlibat kasus dengan para kliennya. Daftar ini diharapkan menjadi salah satu mitigasi risiko kasus di industri ini ke depannya.

Chairman dan President IARFC Indonesia Aidil Akbar Madjid mengatakan nantinya akan daftar yang dikeluarkan oleh para pelaku profesi ini yang dihimpun dari laporan-laporan masyarakat dan validasi yang dilakukan.

"Ini kita sedang carikan rumusannya seperti apa, tapi kami asosiasi kita rapatkan barisan, kita sedang buat daftar, kalau di BI daftar hitam ... ketika ada laporan masyarakat kita tindaklanjuti, kita investigasi kalau ternyata valid setelah dipanggil, ada bukti nama itu akan kita masukkan ke daftar dan publish dan sosialisasikan ke masyarakat," kata Aidil di Gedung OJK, Senin (27/7/2020).

Cerita Klien JouskaFoto: CNBC Indonesia
Cerita Klien Jouska

Dia mengungkapkan, daftar ini bisa digunakan oleh masyarakat sebagai acuan untuk memilih jasa penasihat keuangan yang aman sehingga tak lagi terjadi kasus-kasus yang merugikan pengguna jasa ini.

Sebab, kata Aidil, kasus investasi yang merugikan klien ini tak hanya terjadi kali ini saja. Dia mengungkit kasus di industri ini yang pernah terjadi pada 2013 silam yang disebut cukup ramai diperbincangkan karena melibatkan artis.

"Makanya dari situ kami beranjak, kok rawan dan harus rapatkan barisan dan perketat aturan main. Karena asosiasi bisa menjangkau kalau mereka member aktif dan maintain gelar mereka. Ketika ga aktif, asosiasi ga bisa menjangkau," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Asosiasi Perencana Keuangan Indonesia (APERKEI) dan Asosiasi Perencana Keuangan IARFC memang menginisiasi pertemuan klien PT Jouska Finansial Indonesia atau Jouska dengan Satgas Waspada Investasi (SWI) berkaitan dengan kasus investasi yang dilakukan oleh Jouska.

Pertemuan ini dilakukan dengan menghadirkan tiga orang perwakilan klien dan mantan karyawan di Jouska. Dari pihak SWI dihadiri langsung oleh Ketua SWI Tongam L. Tobing dan tim investigasi.

Aidil Akbar mengatakan pertemuan ini dilakukan untuk menyampaikan kondisi sebenarnya yang terjadi. Hal ini dilakukan untuk membantu proses investigasi perusahaan yang perencana keuangan Jouska yang saat ini dilakukan oleh SWI.

"Korban menceritakan kronologis ke Pak Tongam dan tim penyidik lalu berdiskusi mengenai pelanggaran yang dilakukan. Korban juga memberikan bukti dan kita juga terus mengumpulkan bukti yang ada," kata Aidil.

Dia mengatakan asosiasi yang dipimpinnya masih terus mengumpulkan korban-korban dari perusahaan ini. Hingga saat ini sudah mencapai 60 korban yang, 20 orang di antaranya memiliki kerugian mencapai Rp 2,5 miliar.

"Mereka [SWI] tidak menjanjikan apa-apa, yang penting dicari azas dan modus yang akan diperiksa satgas nantinya," imbuh Aidil.

Pekan lalu SWI resmi menyetop operasi Jouska, Jumat (24/7/2020). Ini merupakan hasil dari pertemuan SWI dengan manajemen yang dihadiri Aakar Abyasa selaku pemilik dan pemimpin secara virtual di hari yang sama.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing sebelumnya menyatakan CEO Jouska Aakar Abyasa menerima keputusan rapat yang menghasilkan keputusan penghentian operasional Jouska.

"Kita saat ini sedang membangun pasar modal yang kredibel dan terpercaya. Masyarakat yang ingin melakukan investasi di pasar modal agar selalu meneliti izin kegiatan perusahaan baik sebagai penasehat investasi, manajer investasi atau perusahaan sekuritas," kata Tongam dalam pernyataan.

Sebelumnya sepekan terakhir, ramai masyarakat membicarakan Jouska yang diduga rugikan kliennya. Dari data Satgas Waspada Investasi ada 4 klien yang mengadukan permasalahan yang sama.

Sementara itu, dalam tanggapannya, Aakar mengaku akan menghentikan seluruh kegiatan operasional bisnis konsultan keuangan. Ia pun meminta maaf terutama pada klien dan mitra.

"Keluhan dan perbedaan pendapat adalah bagian yang tak terelakkan dalam menjalankan sebuah bisnis. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi terutama bagi klien, eksklien, mitra Jouska, regulator, maupun pihak-pihak lain," katanya.

"Bagi kami, hal ini adalah pelajaran dan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kami dapat lebih baik ke depannya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Kasus Jouska, 'Financial Planner Harus Diregulasi!'

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular