
Mau Cuan? Deretan Saham Ini Diprediksi Bakal Tahan Banting

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi pasar saham di semester kedua tahun ini diyakini bakal lebih positif sejalan dengan mulai maraknya arus modal masuk ke negara-negara emerging markets. Ada sejumlah sektor yang memiliki prospek cukup baik, di antaranya adalah emiten di sektor perbankan dan consumer goods.
Head of Equity Research PT BNI Sekuritas, Kim Kwie Sjamsudin menuturkan, di tengah kekhawatiran ekonomi dunia mengalami resesi yang cukup dalam, pasar saham kembali mulai bangkit.
Hal ini terutama didorong oleh katalis positif dari likuiditas secara global yang cukup massif imbas dari kebijakan stimulus yang digelontorkan bank sentral utama dunia.
BNI memperkirakan, indeks akan menuju level 5.300 di akhir tahun ini, namun nilai laba per saham atau earnings per share (EPS) akan mengalami penurunan hingga 20%. Oleh sebab itu, penemuan vaksin dan obat Covid-19 akan menjadi sentimen yang akan meningkatkan kepercayaan pasar.
"Risiko utamanya krisis kesehatan, kunci utama untuk solusinya harus ada vaksin. Kalau sudah ditemukan memberikan confident ke masyarakat untuk bisa kembali beraktivitas secara normal," kata Kim Kwie, dalam pemaparan di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta, Selasa (28/7/2020).
Beberapa sektor yang dinilai cukup potensial adalah emiten di sektor perbankan, BNI merekomendasikan pembelian saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Untuk consumer goods ada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Untuk emiten BUMN ada PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Dalam kesempatan sama, Head of Research Division BNI Sekuritas, Damhuri Nasution meyakini, ekonomi domestik akan pulih dengan cepat, hal ini sudah terindikasi dari pulihnya pasar saham.
Namun, pemulihan ini juga dengan asumsi tidak terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19 dan dilaksanakannya kembali karantina wilayah. Hal ini juga tergantung dari kesiapan setiap negara dalam mengendalikan wabah dan kecepatan dalam penyediaan vaksin dan obat virus Corona tipe baru, sehingga aktivitas ekonomi bisa berjalan kembali.
Beberapa kebijakan dari pemerintah yang cukup positif, kata Damhuri adalah melalui pelbagai stimulus yang digenjot pemerintah untuk mendongkrak konsumsi, terbaru melalui penyuntikan dana Kemenkeu kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD).
"Wabah mengubah semuanya, ini krisis kesehatan masuk ke krisis ekonomi, semua sepakat ekonomi dunia mengalami resesi yang cukup dalam. Dengan adanya wabah, aktivitas produksi dan konsumsi turun cukup tajam," katanya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
