
Diaspora Bond Dirilis, 20.000 WNI di Luar Negeri jadi Target
irv, CNBC Indonesia
24 January 2020 08:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Obligasi Komunitas Internasional Indonesia, atau yang biasa disebut-sebut sebagai Diaspora Bond, direncanakan terbit Agustus tahun ini dengan metode pemasaran online.
"Kami rencanakan terbit pada semester II-2020, kemungkinan Agustus," ujar Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan, dalam wawancara bersama Closing Bell CNBC Indonesia TV hari ini (23/1/20).
Dia menjelaskan efek utang tersebut akan dipasarkan secara online tidak hanya warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di luar negeri, tetapi juga komunitas keturunan Indonesia baik yang masih berstatus WNI maupun yang tidak lagi.
"Penjualan akan dilakukan seperti SBR (saving bond retail) yaitu secara online sehingga mudah membelinya."
Dia juga menjelaskan bahwa syarat pembelian Diaspora Bond tersebut, selain passport Indonesia dan KTP, adalah pemilik Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN). KMILN juga biasa disebut sebagai kartu diaspora.
Layaknya persyaratan memiliki KMILN bagi warga asing yang bukan WNI, Loto menjelaskan kriteria pembeli Diaspora Bond rencananya adalah warga asing eks WNI, warga asing anak eks WNI, dan warga asing yang satu atau kedua orang tuanya adalah WNI.
Sebelumnya, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menjelaskan bahwa target dari Diaspora Bond tersebut bukanlah dana raihan tetapi sosialisasi dan jumlah investor baru yang akan berupa masyarakat dan komunitas keturunan Indonesia yang berada di luar negeri.
"Target sekitar 15.000-20.000 orang untuk marketing sosialisasi, bukan dananya, karena penerbitan ini adalah bentuk terobosan yang baru dan belum ada sebelumnya."
Diaspora Bond menjadi satu dari beberapa rencana penerbitan SBN ritel tahun ini. Tahun ini, rencana penerbitan SBN ritel pemerintah Rp 40 triliun-Rp 60 triliun dalam 6-8 kali penerbitan, sedangkan target penerbitan SBN ritel tahun lalu adalah Rp 60 triliun-Rp 80 triliun dari 10 kali penerbitan.
Pemerintah baru saja menetapkan kupon SBR-009 sebesar 6,3% per tahun. Angka itu terdiri dari BI 7-day Reverse Repo Rate pada saat penetapan yaitu sebesar 5% ditambah selisih (spread) sebesar 130 bps, dan berlaku sebagai kupon minimal (floor rate).
Kupon tersebut akan dibayarkan kepada investor setiap bulan sekali dan setiap 3 bulan sekali akan disesuaikan dengan suku bunga acuan (benchmark rate) yaitu 7 day reverse repo rate (7DRRR).
Pembelian dapat dilakukan mulai 27 Januari sampai 13 Februari melalui 24 mitra distribusi yang terdiri dari bank, perusahaan efek, perusahaan efek penjual reksa dana khusus (aperd fintech), dan perusahaan pembiayaan financial technology (peer to peer lending/P2P lending). Satu mitra distribusi baru adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).
SBR adalah salah satu seri dari surat berharga negara (SBN) ritel yang sudah terbit rutin setiap tahun sejak 2014. Keunikan SBR adalah dijamin pemerintah, berdenominasi rupiah, kupon mengambang seiring dengan acuan per 3 bulanan dengan adanya kupon minimal, separuhnya dapat dicairkan lebih awal setelah 12 bulan, dan minimal pembelian Rp 1 juta/kelipatannya.
Tiga jenis SBN ritel lain adalah sukuk tabungan (ST), obligasi negara ritel (ORI), dan sukuk ritel (SR). Sebelumnya tahun lalu, penerbitan SBN ritel terakhir dilakukan pada 28 November yaitu Sukuk Tabungan (ST-006) dengan kupon 6,75% dan nilai penerbitan Rp 1,45 triliun.
Pemerintah berencana menawarkan aSR-012 mulai 24 Februari, SBR-010 pada 23 Juni, ST-007 pada 28 Agustus, ORI-017 pada 1 Oktober, ST-008 pada 26 Oktober.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Beli SBN di Pasar Sekunder Lebih Cuan? Ini Penjelasannya
"Kami rencanakan terbit pada semester II-2020, kemungkinan Agustus," ujar Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan, dalam wawancara bersama Closing Bell CNBC Indonesia TV hari ini (23/1/20).
Dia menjelaskan efek utang tersebut akan dipasarkan secara online tidak hanya warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di luar negeri, tetapi juga komunitas keturunan Indonesia baik yang masih berstatus WNI maupun yang tidak lagi.
"Penjualan akan dilakukan seperti SBR (saving bond retail) yaitu secara online sehingga mudah membelinya."
Dia juga menjelaskan bahwa syarat pembelian Diaspora Bond tersebut, selain passport Indonesia dan KTP, adalah pemilik Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN). KMILN juga biasa disebut sebagai kartu diaspora.
Layaknya persyaratan memiliki KMILN bagi warga asing yang bukan WNI, Loto menjelaskan kriteria pembeli Diaspora Bond rencananya adalah warga asing eks WNI, warga asing anak eks WNI, dan warga asing yang satu atau kedua orang tuanya adalah WNI.
Sebelumnya, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menjelaskan bahwa target dari Diaspora Bond tersebut bukanlah dana raihan tetapi sosialisasi dan jumlah investor baru yang akan berupa masyarakat dan komunitas keturunan Indonesia yang berada di luar negeri.
"Target sekitar 15.000-20.000 orang untuk marketing sosialisasi, bukan dananya, karena penerbitan ini adalah bentuk terobosan yang baru dan belum ada sebelumnya."
Diaspora Bond menjadi satu dari beberapa rencana penerbitan SBN ritel tahun ini. Tahun ini, rencana penerbitan SBN ritel pemerintah Rp 40 triliun-Rp 60 triliun dalam 6-8 kali penerbitan, sedangkan target penerbitan SBN ritel tahun lalu adalah Rp 60 triliun-Rp 80 triliun dari 10 kali penerbitan.
Pemerintah baru saja menetapkan kupon SBR-009 sebesar 6,3% per tahun. Angka itu terdiri dari BI 7-day Reverse Repo Rate pada saat penetapan yaitu sebesar 5% ditambah selisih (spread) sebesar 130 bps, dan berlaku sebagai kupon minimal (floor rate).
Kupon tersebut akan dibayarkan kepada investor setiap bulan sekali dan setiap 3 bulan sekali akan disesuaikan dengan suku bunga acuan (benchmark rate) yaitu 7 day reverse repo rate (7DRRR).
Pembelian dapat dilakukan mulai 27 Januari sampai 13 Februari melalui 24 mitra distribusi yang terdiri dari bank, perusahaan efek, perusahaan efek penjual reksa dana khusus (aperd fintech), dan perusahaan pembiayaan financial technology (peer to peer lending/P2P lending). Satu mitra distribusi baru adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).
SBR adalah salah satu seri dari surat berharga negara (SBN) ritel yang sudah terbit rutin setiap tahun sejak 2014. Keunikan SBR adalah dijamin pemerintah, berdenominasi rupiah, kupon mengambang seiring dengan acuan per 3 bulanan dengan adanya kupon minimal, separuhnya dapat dicairkan lebih awal setelah 12 bulan, dan minimal pembelian Rp 1 juta/kelipatannya.
Tiga jenis SBN ritel lain adalah sukuk tabungan (ST), obligasi negara ritel (ORI), dan sukuk ritel (SR). Sebelumnya tahun lalu, penerbitan SBN ritel terakhir dilakukan pada 28 November yaitu Sukuk Tabungan (ST-006) dengan kupon 6,75% dan nilai penerbitan Rp 1,45 triliun.
Pemerintah berencana menawarkan aSR-012 mulai 24 Februari, SBR-010 pada 23 Juni, ST-007 pada 28 Agustus, ORI-017 pada 1 Oktober, ST-008 pada 26 Oktober.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Beli SBN di Pasar Sekunder Lebih Cuan? Ini Penjelasannya
Most Popular