Reksa Dana atau Deposito? Cermati Tips dan Perbedaannya

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 July 2019 17:38
Mana yang lebih menarik di antara kedua instrumen investasi tersebut ketika suku bunga acuan dalam tren yang menurun?
Foto: Mau Investasi Ke Deposito Atau Reksa Dana ? (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia- Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Keputusan ini akan mempengaruhi suku bunga deposito dan imbal hasil reksa dana.

Lalu, mana yang lebih menarik di antara kedua instrumen investasi tersebut ketika suku bunga acuan dalam tren yang menurun?

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, Ramdhan Ario Maruto menyatakan, berinvestasi menjadi hal yang penting untuk menyiapkan kebutuhan finansial di masa mendatang. Sebab, nilai tumbuh investasi lebih cepat dari menabung di bank.


Ada perbedaan mendasar dari kedua instrumen ini. Kata Ramdhan, bila investor cenderung menyukai profil risiko yang rendah, atau bagi investor pemula, berinvestasi di deposito bisa menjadi pilihannya. Investasi di deposito juga bisa diatur jangka waktunya mulai dari 3 bulanan, 6 bulanan hingga 36 bulan.

Hanya saja, berinvestasi di instrumen ini dikenakan potongan pajak yang cukup besar, yaitu sebesar 20 persen setahun dan imbal hasil yang menyesuaikan tingkat suku bunga.

Sebagai contoh, bila anda berinevstasi di deposito senilai Rp 10 juta rupiah dengan bunga efektif selama 12 bulan dengan suku bunga efektif 5,5%, maka akan mendapat keuntungan Rp 550 ribu. Ini belum termasuk potongan pajak.

Namun kata Ramdhan, bila investor menginginkan imbal hasil yang lebih tinggi dan profil risiko yang lebih tinggi, reksa dana saham bisa menjadi pilihan yang tepat. Berinvestasi di reksa dana ini juga hanya dikenai pajak sebesar 5% yang sudah dikenakan kepada instrumen yang dikelola oleh manajer investasi (MI).

"Kembali lagi ke profil risikonya, reksa dana saham lebih berisiko, bisa naik cepat bahkan bisa turun," kata dia, dalam dialog di acara Investime, CNBC Indonesia, Jumat (19/7/2019).


Namun, dia memberikan tiga tips penting berinvestasi. Pertama, mulai menyisihkan pendapatan untuk berinvestasi, misalnya menyisihkan 10 persen dari penghasilan dari gaji bulanan.

Kedua, mempelajari berbagai instrumen yang ada di pasar dan mengenai apa saja kelebihan maupun kekurangannya.

Terakhir, kata dia, memperbesar nilai pokok investasi. "Semakin aktif menempatkan dana, imbal hasilnya akan lebih besar," kata dia.

[Gambas:Video CNBC]



(dob/dob) Next Article Obligasi, Deposito & Reksa Dana, Mana Lebih Cuan Saat Corona?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular