
Ke Mana Investasi Nasional RE di 2018? Saham atau Deposito?
tahir saleh, CNBC Indonesia
22 April 2019 16:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak usaha PT Askrindo (Persero), PT Reasuransi Nasional Indonesia atau Nasional RE mencatatkan penurunan laba bersih hingga 28% sepanjang tahun lalu menjadi Rp 268,13 miliar dari tahun sebelumnya Rp 374,53 miliar.
Mengacu laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan Senin (22/4/2019), penurunan laba bersih ini terjadi di tengah pendapatan premi bruto perusahaan yang naik menjadi Rp 6,10 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5,61 trlvium.
Adapun setelah dikurangi premi retrosesi dan penurunan kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan, maka total pendapatan premi perusahaan ini menjadi Rp 3,71 triliun, naik tipis dari tahun 2017 sebesar Rp 3,18 triliun.
Retrosesi adalah bagian dari bisnis reasuransi yang diasuransikan kembali.
Penurunan laba ini juga berkaitan dengan masih tingginya beban klaim perusahaan selama tahun 2018. Jumlah beban klaim naik menjadi Rp 2,03 triliun dari tahun 2017 sebesar Rp 1,78 triliun.
Jumlah beban underwriting juga bertambah besar menjadi Rp 3,34 triliun dari sebelumnya Rp 2,77 triliun. Perusahaan juga mendapatkan rugi yang belum direalisasikan atas perubahan nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual yakni sebesar Rp 19,79 miliar.
Dengan besaran pendapatan ini, bagaimana dari sisi investasi sepanjang tahun lalu?
Laporan keuangan mengungkapkan, total jumlah dana yang dialokasikan untuk investasi tahun lalu mencapai Rp 2,89 triliun, naik dari tahun 2017 sebesar Rp 2,65 triliun.
Sebagian besar investasi dibenamkan di reksa dana dengan porsi mencapai Rp 1,14 triliun, melonjak dari tahun sebelumnya hanya 439 miliar. Porsi terbesar kedua yakni investasi di deposito biasa dan obligasi yang tersedia untuk dijual.
Instrumen Investasi Nasional RE
Sumber: Laporan keuangan 2018
Pada 28 Oktober 2005, Nasional RE melebarkan sayap usaha dengan memulai usaha reasuransi syariah. Langkah ini sejalan dengan pesatnya perkembangan perekonomian yang berazaskan syariah di Indonesia, termasuk asuransi syariah.
Situs resminya mencatat, perusahaan memasarkan berbagai produk reasuransi, antara lain Reasuransi Harta Benda, Kendaraan Bermotor, Rekayasa, Pengangkutan, dan Rangka Kapal.
Produk lainnya yakni Rangka Pesawat, Kredit, Surety Bond, Kredit, Satelit, Energi, Tanggung Gugat, Kecelakaan Diri, Aneka dan Reasuransi Jiwa, baik untuk Reasuransi Konvensional maupun Reasuransi Syariah.
(hps) Next Article Kiat Memilih Produk Asuransi untuk Seluruh Anggota Keluarga
Mengacu laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan Senin (22/4/2019), penurunan laba bersih ini terjadi di tengah pendapatan premi bruto perusahaan yang naik menjadi Rp 6,10 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5,61 trlvium.
Adapun setelah dikurangi premi retrosesi dan penurunan kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan, maka total pendapatan premi perusahaan ini menjadi Rp 3,71 triliun, naik tipis dari tahun 2017 sebesar Rp 3,18 triliun.
Retrosesi adalah bagian dari bisnis reasuransi yang diasuransikan kembali.
Penurunan laba ini juga berkaitan dengan masih tingginya beban klaim perusahaan selama tahun 2018. Jumlah beban klaim naik menjadi Rp 2,03 triliun dari tahun 2017 sebesar Rp 1,78 triliun.
Dengan besaran pendapatan ini, bagaimana dari sisi investasi sepanjang tahun lalu?
Laporan keuangan mengungkapkan, total jumlah dana yang dialokasikan untuk investasi tahun lalu mencapai Rp 2,89 triliun, naik dari tahun 2017 sebesar Rp 2,65 triliun.
Sebagian besar investasi dibenamkan di reksa dana dengan porsi mencapai Rp 1,14 triliun, melonjak dari tahun sebelumnya hanya 439 miliar. Porsi terbesar kedua yakni investasi di deposito biasa dan obligasi yang tersedia untuk dijual.
Instrumen Investasi Nasional RE
Instrumen | 2018 (Rp miliar) | 2017 (Rp miliar) |
Reksa Dana | 1.139 | 439 |
Obligasi | 506 | - |
Deposito Biasa | 865 | 1.197 |
Saham | 175,72 | 183 |
Sukuk | 156 | - |
Dana Jaminan | 36 | 51 |
Obligasi (Trading) | 18,09 | 673,17 |
Penyertaan Saham | 1,42 | 1,42 |
Pada 28 Oktober 2005, Nasional RE melebarkan sayap usaha dengan memulai usaha reasuransi syariah. Langkah ini sejalan dengan pesatnya perkembangan perekonomian yang berazaskan syariah di Indonesia, termasuk asuransi syariah.
Situs resminya mencatat, perusahaan memasarkan berbagai produk reasuransi, antara lain Reasuransi Harta Benda, Kendaraan Bermotor, Rekayasa, Pengangkutan, dan Rangka Kapal.
Produk lainnya yakni Rangka Pesawat, Kredit, Surety Bond, Kredit, Satelit, Energi, Tanggung Gugat, Kecelakaan Diri, Aneka dan Reasuransi Jiwa, baik untuk Reasuransi Konvensional maupun Reasuransi Syariah.
(hps) Next Article Kiat Memilih Produk Asuransi untuk Seluruh Anggota Keluarga
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular