Masuk Industri Reksa Dana, Corpus Bidik 100.000 Milenial
22 February 2019 09:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok bisnis asal Surabaya yaitu Corpus Group menyasar 100.000 nasabah baru dari kaum muda untuk berinvestasi pada reksa dana.
Mark Bruny, Direktur Corpus Group, mengatakan target tersebut dapat tercapai dengan pengadaan teknologi yang fokus pada peningkatan kontribusi terhadap dana kelolaan nasabah.
Untuk pengadaan itu, dia mengatakan Corpus Group baru menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan berbasis teknologi informasi (fintech) Australia bernama Bigfuture Pty Ltd.
Dia mengatakan perusahaan akan menggunakan hasil pengembangan teknologi itu guna menerapkan metode penggenapan dana belanja, atau yang biasa dikenal dengan nama metode round up.
Menurut Bruny, kaum muda Indonesia, seperti di negara manapun juga, suka berbelanja dan sudah mengetahui kebutuhan untuk menabung dan berinvestasi.
"Dengan penggabungan dari kebiasaan menabung-investasi dengan belanja adalah langkah pertama untuk merangkul kaum muda terlibat dalam keuangan mereka," ujarnya kepada CNBC Indonesia hari ini (21/2/19).
Metode round up adalah mengambil selisih belanja dari penggenapannya sehingga dialokasikan untuk berinvestasi sehingga penyisihan tersebut tidak terasa karena menargetkan dana investasi mikro (micro investment).
Perjanjian kerja sama dengan perusahaan asal Australia itu dilakukan oleh PT Corpus Prima Mandiri sebagai induk dari Corpus Group.
Saat ini perusahaan yang didirikan pada 2004 oleh Kristhiono Gunarso tersebut memiliki dua perusahaan di pasar modal yaitu PT Corpus Kapital Manajemen serta PT Corpus Sekuritas Indonesia, selain dari perusahaan properti, manufaktur, dan energi dengan total aset lebih dari Rp 4 triliun.
Kedua perusahaan Corpus Group di pasar modal tersebut dapat memanfaatkan fasilitas teknologi hasil dari kerjasama dengan Bigfuture tersebut.
Fasilitas itu termasuk layanan literasi dan edukasi sederhana tentang investasi berbentuk animasi yang diyakini dapat lebih mudah dipahami kaum muda.
Bigfuture yang dipimpin Donald Hellyer adalah pengembang fintech asal Australia yang membuat aplikasi khusus bagi entitas bisnis.
Perusahaan asal Negeri Kangguru itu menyasar perusahaan besar yang ingin mengembangkan dana kelolaan, perusahaan kecil yang kompetitif, manajemen yang ingin mengembangkan ide investasi kuantitatif, dan perencana keuangan yang ingin membuat aplikasi bagi kliennya.
Sebelumnya, perusahaan lain yaitu PT Raiz Invest Indonesia yang terafiliasi dengan induknya Raiz Invest asal Australia berencana mensosialisasikan aplikasi investasi reksa dana yang fokus pada metode round up pada awal Maret dan meluncurkannya pada pertengahan tahun ini.
(Baca artikel: Raiz Incar Selisih Belanja 40.000 Milenial untuk Reksa Dana)
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv)
Mark Bruny, Direktur Corpus Group, mengatakan target tersebut dapat tercapai dengan pengadaan teknologi yang fokus pada peningkatan kontribusi terhadap dana kelolaan nasabah.
Untuk pengadaan itu, dia mengatakan Corpus Group baru menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan berbasis teknologi informasi (fintech) Australia bernama Bigfuture Pty Ltd.
Dia mengatakan perusahaan akan menggunakan hasil pengembangan teknologi itu guna menerapkan metode penggenapan dana belanja, atau yang biasa dikenal dengan nama metode round up.
Menurut Bruny, kaum muda Indonesia, seperti di negara manapun juga, suka berbelanja dan sudah mengetahui kebutuhan untuk menabung dan berinvestasi.
"Dengan penggabungan dari kebiasaan menabung-investasi dengan belanja adalah langkah pertama untuk merangkul kaum muda terlibat dalam keuangan mereka," ujarnya kepada CNBC Indonesia hari ini (21/2/19).
Metode round up adalah mengambil selisih belanja dari penggenapannya sehingga dialokasikan untuk berinvestasi sehingga penyisihan tersebut tidak terasa karena menargetkan dana investasi mikro (micro investment).
Perjanjian kerja sama dengan perusahaan asal Australia itu dilakukan oleh PT Corpus Prima Mandiri sebagai induk dari Corpus Group.
Saat ini perusahaan yang didirikan pada 2004 oleh Kristhiono Gunarso tersebut memiliki dua perusahaan di pasar modal yaitu PT Corpus Kapital Manajemen serta PT Corpus Sekuritas Indonesia, selain dari perusahaan properti, manufaktur, dan energi dengan total aset lebih dari Rp 4 triliun.
Kedua perusahaan Corpus Group di pasar modal tersebut dapat memanfaatkan fasilitas teknologi hasil dari kerjasama dengan Bigfuture tersebut.
Fasilitas itu termasuk layanan literasi dan edukasi sederhana tentang investasi berbentuk animasi yang diyakini dapat lebih mudah dipahami kaum muda.
Bigfuture yang dipimpin Donald Hellyer adalah pengembang fintech asal Australia yang membuat aplikasi khusus bagi entitas bisnis.
Perusahaan asal Negeri Kangguru itu menyasar perusahaan besar yang ingin mengembangkan dana kelolaan, perusahaan kecil yang kompetitif, manajemen yang ingin mengembangkan ide investasi kuantitatif, dan perencana keuangan yang ingin membuat aplikasi bagi kliennya.
Sebelumnya, perusahaan lain yaitu PT Raiz Invest Indonesia yang terafiliasi dengan induknya Raiz Invest asal Australia berencana mensosialisasikan aplikasi investasi reksa dana yang fokus pada metode round up pada awal Maret dan meluncurkannya pada pertengahan tahun ini.
(Baca artikel: Raiz Incar Selisih Belanja 40.000 Milenial untuk Reksa Dana)
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Bibit, Robot Reksa Dana yang Mengincar 200.000 Milenial
(irv/irv)