
Gimana Cara Memaksimalkan Investasi Reksa Dana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai instrumen investasi, reksa dana sejatinya memiliki profil risiko yang cukup beragam dari rendah, moderat, hingga tinggi.
Itu sebabnya, produk yang satu ini memang cocok untuk segala macam situasi. Mereka yang ingin berinvestasi di jangka pendek, bisa membeli reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap, sementara yang jangka panjang bisa membeli reksa dana campuran, indeks, saham dan lannya.
Lantas bagaimanakah cara kita untuk memitigasi risiko dan mengoptimalkan imbal hasil investasi reksa dana di tengah suku bunga acuan mengalami kenaikan? Berikut tips yang bisa Anda lakukan.
Ukur kinerja reksa dana dengan indeks acuan
Benchmarking adalah hal yang bisa dilakukan untuk menilai kinerja reksa dana dalam jangka panjang.
Ketika performa reksa dana tersebut terlihat seringkali mengungguli indeks acuan, maka bisa dikatakan reksa dana tersebut cukup layak beli.
Adapun indeks acuan yang bisa dijadikan pembanding adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Obligasi Negara, dan bunga deposito.
Atau, Anda pun bisa melakukan perbandingan antara satu reksa dana dan reksa dana lain untuk jangka waktu tertentu.
Switching reksa dana atau top up
Untuk memaksimalkan imbal hasil investasi reksa dana Anda, melakukan diversifikasi produk reksa dana tentu adalah kuncinya. Namun satu hal yang tak boleh Anda lupakan adalah melakukan switching dengan memastikan kondisi pasar.
Di saat terjadinya koreksi di pasar SBN, besar kemungkinan nilai dari reksa dana pendapatan tetap yang Anda miliki akan menurun. Switching ke reksa dana pasar uang tentu bisa dilakukan.
Namun selain itu, Anda pun bisa melakukan top up reksa dana jika Anda memandang penurunan ini sebagai peluang untuk bisa membeli dengan harga murah.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Nyaris Rp 16.500, Apa Kabar Investasi Reksa Dana?