
Infovesta: 2019, Tahunnya RD Pasar Uang & RD Indeks
tahir saleh & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
11 January 2019 10:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor dan trader pasar modal biasanya gembira menghadapi tahun pemilu seperti 2019 mengingat secara historis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan penguatan tak bercela sehingga belum pernah terkoreksi di tahun-tahun 'sakral' tersebut.
Sumber: Data pasar
Akan tetapi, ketika risiko kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat ditambah potensi perlambatan ekonomi global masih membayangi, maka niat bulat berinvestasi bisa langsung ciut.
Surutnya keinginan investasi sebaiknya jangan ditahan-tahan, tapi justru diarahkan dan dikelola sebaik mungkin. Caranya bisa dengan memilih investasi yang paling cocok di tahun ini, sehingga porsi investasi bisa ditanamkan pada produk-produk yang tepat.
Wawan Hendrayana, Head of Capital Market Research PT Infovesta Utama, mengatakan satu jenis produk investasi yang cocok di tengah tren rezim bunga tinggi tahun ini adalah reksa dana pasar uang (RD pasar uang).
"Reksa dana pasar uang tentu akan diuntungkan [dari rezim bunga tinggi]," ujarnya pekan lalu di studio TV CNBC Indonesia.
Rezim bunga tinggi akan membuat bunga perbankan, khususnya deposito, akan berada di posisi atas sehingga salah satu instrumen utama dalam RD pasar uang itu akan membuat reksa dananya sebagai cangkang, akan berkinerja lebih tinggi dan menarik bagi investor.
RD pasar uang adalah instrumen investasi jangka pendek dan berisiko paling rendah dibanding jenis reksa dana lainnya.
Instrumen yang dapat dijadikan portofolio RD pasar uang adalah 100% instrumen pasar uang yaitu produk perbankan seperti tabungan, deposito, sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi berumur kurang dari setahun.
Produk pasar modal ini juga biasa dijadikan investai jangka pendek dan berfungsi menjadi dana darurat keperluan mendesak.
Di tengah suku bunga tinggi, RD pasar uang lumrah berkinerja lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya ketika suku bunga masih lebih rendah dan bahkan dapat lebih tinggi jika suku bunga dinaikkan lagi.
Kinerja Indeks Reksa Dana
Sumber: PT Infovesta Utama
Sumber: PT Infovesta Utama
Reksa dana lain yang disarankan Wawan adalah reksa dana berbasis indeks, baik reksa dana indeks (RD indeks) maupun reksa dana yang dapat ditransaksikan di bursa atau ETF (exchange traded fund).
Saran tersebut, tuturnya, juga mengingat saat ini jarang ada reksa dana saham yang pergerakannya mampu lebih baik daripada kinerja IHSG.
Data Infovesta menunjukkan dari 238 reksa dana saham yang ada pada akhir 2018, hanya 85 yang mampu memiliki return lebih baik daripada IHSG, dan hanya 60 reksa dana yang mampu positif pada periode setahun 2018.
Return reksa dana saham periode tersebut juga ternyata terkoreksi lebih besar rendah dari pada IHSG, yaitu -3,67% dari indeks utama yang hanya -2,54%.
Mundur ke kinerja 2017, kondisi yang mirip juga terjadi di mana hanya ada 28 dari 206 reksa dana saham yang mampu mengalahkan return IHSG pada periode tersebut yang sebesar 19,99%.
Kinerja serupa juga terjadi pada return investasi pada reksa dana saham dibanding IHSG, yaitu hanya 11,25%.
"RD indeks dan reksa dana yang mengacu pada indeks memang merupakan instrumen paling sederhana dan aman untuk saat ini. Risiko salah strategi tidak ada sama sekali. Apalagi ketika mayoritas reksa dana saham kalah dengan indeks," ujar Wawan.
NAB 1000= baru terbit 2018
Sumber: NAB Harian, diolah
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(irv) Next Article Ikuti IHSG 2018, Kinerja Reksa Dana Saham Jeblok 3,67 %
Tahun | Awak IHSG | Akhir IHSG | Kenaikan |
2004 | 691.89 | 1,000.23 | 44.56% |
2009 | 1,355.41 | 2,534.36 | 86.98% |
2014 | 4,274.18 | 5,226.95 | 22.29% |
Rata-rata | 51.28% |
Akan tetapi, ketika risiko kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat ditambah potensi perlambatan ekonomi global masih membayangi, maka niat bulat berinvestasi bisa langsung ciut.
Wawan Hendrayana, Head of Capital Market Research PT Infovesta Utama, mengatakan satu jenis produk investasi yang cocok di tengah tren rezim bunga tinggi tahun ini adalah reksa dana pasar uang (RD pasar uang).
"Reksa dana pasar uang tentu akan diuntungkan [dari rezim bunga tinggi]," ujarnya pekan lalu di studio TV CNBC Indonesia.
Rezim bunga tinggi akan membuat bunga perbankan, khususnya deposito, akan berada di posisi atas sehingga salah satu instrumen utama dalam RD pasar uang itu akan membuat reksa dananya sebagai cangkang, akan berkinerja lebih tinggi dan menarik bagi investor.
RD pasar uang adalah instrumen investasi jangka pendek dan berisiko paling rendah dibanding jenis reksa dana lainnya.
Instrumen yang dapat dijadikan portofolio RD pasar uang adalah 100% instrumen pasar uang yaitu produk perbankan seperti tabungan, deposito, sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi berumur kurang dari setahun.
Produk pasar modal ini juga biasa dijadikan investai jangka pendek dan berfungsi menjadi dana darurat keperluan mendesak.
Di tengah suku bunga tinggi, RD pasar uang lumrah berkinerja lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya ketika suku bunga masih lebih rendah dan bahkan dapat lebih tinggi jika suku bunga dinaikkan lagi.
Kinerja Indeks Reksa Dana
Indeks | Kinerja 2017 |
Index Harga Saham Gabungan | 19.99% |
Infovesta Equity Fund Index | 11.25% |
Infovesta Money Market Fund | 4.48% |
Indeks | Kinerja 2018 |
Indeks Harga Saham Gabungan | -2.54% |
Infovesta Equity Fund Index | -3.67% |
Infovesta Money Market Fund | 4.18% |
Reksa dana lain yang disarankan Wawan adalah reksa dana berbasis indeks, baik reksa dana indeks (RD indeks) maupun reksa dana yang dapat ditransaksikan di bursa atau ETF (exchange traded fund).
Saran tersebut, tuturnya, juga mengingat saat ini jarang ada reksa dana saham yang pergerakannya mampu lebih baik daripada kinerja IHSG.
Data Infovesta menunjukkan dari 238 reksa dana saham yang ada pada akhir 2018, hanya 85 yang mampu memiliki return lebih baik daripada IHSG, dan hanya 60 reksa dana yang mampu positif pada periode setahun 2018.
Return reksa dana saham periode tersebut juga ternyata terkoreksi lebih besar rendah dari pada IHSG, yaitu -3,67% dari indeks utama yang hanya -2,54%.
Mundur ke kinerja 2017, kondisi yang mirip juga terjadi di mana hanya ada 28 dari 206 reksa dana saham yang mampu mengalahkan return IHSG pada periode tersebut yang sebesar 19,99%.
Kinerja serupa juga terjadi pada return investasi pada reksa dana saham dibanding IHSG, yaitu hanya 11,25%.
"RD indeks dan reksa dana yang mengacu pada indeks memang merupakan instrumen paling sederhana dan aman untuk saat ini. Risiko salah strategi tidak ada sama sekali. Apalagi ketika mayoritas reksa dana saham kalah dengan indeks," ujar Wawan.
Reksa Dana Indeks | Dec'17 | Dec'18 | Δ |
RD Ayers Asia asset Management Equity Index Sri Kehati | 1,000.00 | 1,077.67 | 7.77% |
Indeks Mandiri Indeks LQ 45 | 1,000.00 | 1,063.38 | 6.34% |
RD Indeks Yuanta SRI Kehati Index | 1,000.00 | 1,026.49 | 2.65% |
RD Indeks First State Indoequity IDX 30 Index Fund | 1,000.00 | 1,025.20 | 2.52% |
RD Indeks BNP Paribas IDX 30 | 1,000.00 | 1,015.93 | 1.59% |
Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund | 1,000.00 | 1,009.51 | 0.95% |
RD Indeks Insight SRI Kehati Liquid | 1,000.00 | 1,001.36 | 0.14% |
RD Indeks BNP Paribas Sri Kehati | 1,000.00 | 994.26 | -0.57% |
RDS Indeks RHB JII Fund | 1,000.00 | 965.78 | -3.42% |
RDS Indeks Ekuator Jakarta Islamic Index 70 | 1,000.00 | 959.11 | -4.09% |
RD Indeks Ekuator IDX High Dividend 20 Index | 1,000.00 | 957.76 | -4.22% |
RD Indeks RHB SRI Kehati Index Fund | 1,064.37 | 1,011.27 | -4.99% |
Cipta Syariah Indeks | 1,000.00 | 926.33 | -7.37% |
RD PG Indeks Bisnis 27 | 1,474.26 | 1,364.99 | -7.41% |
Kresna Indeks 45 | 4,719.35 | 4,366.64 | -7.47% |
Indeks BNI AM Indeks IDX 30 | 1,008.83 | 927.61 | -8.05% |
Indeks Avrist IDX 30 | 1,041.52 | 955.04 | -8.30% |
Indeks Syailendra Index IDX 30 | 1,000.00 | 913.57 | -8.64% |
RD Indeks CIMB Principal Indeks IDX 30 | 1,580.70 | 1,444.01 | -8.65% |
RD Indeks Insight Indeks IDX 30 | 1,000.00 | 910.90 | -8.91% |
RDS Indeks Majoris JII Syariah Indonesia | 1,030.13 | 936.51 | -9.09% |
Indeks Panin IDX 30 | 997.93 | 906.34 | -9.18% |
RDS Indeks Syailendra Sharia Index JII | 1,033.58 | 938.04 | -9.24% |
RDS Indeks Pinnacle Sharia JII Tracker | 1,024.04 | 927.53 | -9.42% |
Danareksa Indeks Syariah | 3,197.26 | 2,889.74 | -9.62% |
RD Batavia LQ 45 Plus | 1,270.84 | 1,131.76 | -10.94% |
Sumber: NAB Harian, diolah
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(irv) Next Article Ikuti IHSG 2018, Kinerja Reksa Dana Saham Jeblok 3,67 %
Most Popular