
Pasar Bergejolak, Reksa Dana Pasar Uang Bisa Jadi Alternatif
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 May 2018 14:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuasinya cukup tinggi, diakui ikut memberikan dampak terhadap kinerja reksa dana, utamanya reksa dana dengan portofolio saham. Namun, ada solusi reksa dana lain yang memiliki risiko rendah dan lebih stabil.
Direktur Utama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro menjelaskan, investor pada dasarnya memiliki berbagai macam karakteristik. Bagi investor yang khawatir dengan volatilitas pasar seperti saat ini, ia menyarankan, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap berdurasi rendah.
Tetapi, lanjutnya, bagi investor reksa dana saham, atau yang suka tantangan, kondisi ini bisa jadi kesempatan untuk melakukan re-balancing (menata ulang) portopolio investasi. Kalau kondisi sedang dalam tekanan, dia bisa menaikkan alokasi di saham supaya bisa diseimbangkan.
"Sederhananya, kalau tertekan ditambah, kalau sudah tinggi (portofolio sahamnya) dikurangi, dan kami tidak menyarankan investor hanya punya satu jenis reksa dana saja. Supaya bisa banyak portofolio pegangannya," tutur Legoowo kepada media ketika dijumpai di Jakarta, Kamis (24/5).
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Utama PT BNI Asset Management Reita Farianti. Ia mengatakan, untuk investor jangka panjang, dapat memanfaatkan penurunan harga saham ini untuk masuk bertahap guna memeroleh apresiasi jangka panjang, tetapi untuk keperluan jangka pendek dapat masuk ke pasar uang terlebih dahulu di tengah volatilitas yang tinggi seperti saat ini.
Adapun, sampai dengan 22 Mei 2018, Reita memaparkan, kinerja reksa dana saham yang dikelola perusahaan secara year to date berada di kisaran -6.2% sampai -16.01%,. Untuk reksa dana pendapatan tetap ada pada range -0.7% sampai -5.5%.
Sedangkan, untuk reksa dana campuran ada pada kisaran -0.3% sampai -6.7%, dan reksa dana pasar uang ada di level +2.2%.
(roy) Next Article Ingin Punya Reksa Dana? Belinya Tuh di Sini
Direktur Utama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro menjelaskan, investor pada dasarnya memiliki berbagai macam karakteristik. Bagi investor yang khawatir dengan volatilitas pasar seperti saat ini, ia menyarankan, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap berdurasi rendah.
"Sederhananya, kalau tertekan ditambah, kalau sudah tinggi (portofolio sahamnya) dikurangi, dan kami tidak menyarankan investor hanya punya satu jenis reksa dana saja. Supaya bisa banyak portofolio pegangannya," tutur Legoowo kepada media ketika dijumpai di Jakarta, Kamis (24/5).
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Utama PT BNI Asset Management Reita Farianti. Ia mengatakan, untuk investor jangka panjang, dapat memanfaatkan penurunan harga saham ini untuk masuk bertahap guna memeroleh apresiasi jangka panjang, tetapi untuk keperluan jangka pendek dapat masuk ke pasar uang terlebih dahulu di tengah volatilitas yang tinggi seperti saat ini.
Adapun, sampai dengan 22 Mei 2018, Reita memaparkan, kinerja reksa dana saham yang dikelola perusahaan secara year to date berada di kisaran -6.2% sampai -16.01%,. Untuk reksa dana pendapatan tetap ada pada range -0.7% sampai -5.5%.
Sedangkan, untuk reksa dana campuran ada pada kisaran -0.3% sampai -6.7%, dan reksa dana pasar uang ada di level +2.2%.
(roy) Next Article Ingin Punya Reksa Dana? Belinya Tuh di Sini
Most Popular