Kapan Waktu Terbaik Untuk Investasi? Sekarang!
Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 May 2018 14:57
Jakarta, CNBC Indonesia - BNI Asset Management menilai tak ada waktu yang tepat untuk berinvestasi, karena investor bisa mulai berinvestasi kapan saja asalkan cerdas dalam memilih jenis instrumen investasi yang cocok.
Direktur BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih mengatakan investor bisa berinvestasi secara bertahap dan memilih instrumen yang tepat.
"Investor jangan melihat kapan waktu terbaik untuk investasi. Kalau saya bilang itu setiap saat, dimana ada tujuan investasi dan dana lebih itu adalah saat terbaik. Jadi sifatnya sebagai investor jangan beli sekaligus, lakukan secara bertahap dan harus lihat instrumen paling tepat," kata Putut di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/5).
Dia menilai kondisi ekonomi Indonesia hingga 10 tahun ke depan akan semakin baik dan hal tersebut akan berdampak positif pada pasar modal. Sehingga tak ada alasan lagi untuk menunda berinvestasi.
Sementara itu, dengan pergerakan di pasar saham yang volatil belakangan ini, banyak investor yang justru lebih memilih untuk berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang untuk mengamankan asetnya.
Putut mengatakan sejak akhir tahun lalu sudah terjadi peningkatan dana kelolaan (asset under management/AUM) untuk dua jenis reksa dana ini, namun dengan pelemahan di pasar saham saat ini membuat investor cenderung memilih investasi dengan risiko lebih kecil.
"Mood investor saat ini secara umum lagi takut jadi cenderung pilih investasi yang mempunyai risiko rendah jadi otomatis itu jadi naik tapi kalau ekonomi baik otomatis instrumen yang mempunyai risiko tinggi akan naik lagi jadi saya pikir itu natural," jelas dia.
Hingga akhir akhir kuartal I-2018, BNI Asset Management sudah mengelola dana sebesar Rp 20 triliun. Tahun ini peningkatan AUM akan disesuaikan dengan apetite pasar untuk berinvestasi.
(roy) Next Article Streaming: Punya Penghasilan Triple Digit? Bisa Kok!
Direktur BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih mengatakan investor bisa berinvestasi secara bertahap dan memilih instrumen yang tepat.
Sementara itu, dengan pergerakan di pasar saham yang volatil belakangan ini, banyak investor yang justru lebih memilih untuk berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang untuk mengamankan asetnya.
Putut mengatakan sejak akhir tahun lalu sudah terjadi peningkatan dana kelolaan (asset under management/AUM) untuk dua jenis reksa dana ini, namun dengan pelemahan di pasar saham saat ini membuat investor cenderung memilih investasi dengan risiko lebih kecil.
"Mood investor saat ini secara umum lagi takut jadi cenderung pilih investasi yang mempunyai risiko rendah jadi otomatis itu jadi naik tapi kalau ekonomi baik otomatis instrumen yang mempunyai risiko tinggi akan naik lagi jadi saya pikir itu natural," jelas dia.
Hingga akhir akhir kuartal I-2018, BNI Asset Management sudah mengelola dana sebesar Rp 20 triliun. Tahun ini peningkatan AUM akan disesuaikan dengan apetite pasar untuk berinvestasi.
(roy) Next Article Streaming: Punya Penghasilan Triple Digit? Bisa Kok!
Most Popular