
Kemenkeu: Penerbitan Samurai Bond Tetap Sesuai Jadwal
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
11 May 2018 13:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Yen (Jepang) atau Samurai Bond, tetap sesuai jadwal yang telah ditentukan. Walaupun kondisi market global masih penuh dengan gejolak.
"Rencananya kami masih on schedule terbitkan Samurai Bond, di semester I ini. Pasar akan kembali lagi ke kondisi stabil, ini hanya sementara," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman kepada media saat dijumpai di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Luky menjelaskan, pemerintah masih optimistis akan kondisi pasar yang bergejolak ini eksternal. Ia mengakui, pemerintah memang sengaja tidak mengambil semua penawaran lima seri SBN karena kondisi sedang tidak mencerminkan pasar yang sebenarnya.
"Market sedang volatile, menuju ekuilibrium baru, menuju situasi new normal. Ini kondisi belum pasti, dan incoming bid rendah sekali, hanya 40%, tidak mempresentasikan pasar secara keseluruhan. Itu sebabnya kami tidak ambil semua (penawarannya)," tuturnya.
Sebagai informasi, penawaran lima seri SBN pada Selasa (8/5) hanya diperoleh sebesar Rp 7,17 triliun dari target indikatif Rp 17 triliun. Penawaran ini merupakan yang terendah sejak 18 Juni 2013 yang tercatat sebesar Rp 7,74 triliun. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk tidak mengambil semua penawaran tersebut karena pemintaan imbal hasil atau yield yang dianggap tidak rasional.
Kendati demikian, dia memastikan pembiayaan dalam APBN masih tetap aman. Hal ini disebabkan, pemerintah telah melakukan penarikan di depan (front loading).
"Jadi, bukan berarti kami berleha-leha. Ini kan sementara, kami amankan pembiayaan dengan front loading, kami perbanyak lagi alternatif pinjaman multilateral, kami juga banyak private placement. Investor diizinkan melakukan penawaran langsung ke kami, kami kaji, dengan harga yang cocok langsung bisa placement ke kami," pungkasnya.
(dru) Next Article Kemenkeu Segera Lelang Surat Utang 'Ketengan' Secara Online
"Rencananya kami masih on schedule terbitkan Samurai Bond, di semester I ini. Pasar akan kembali lagi ke kondisi stabil, ini hanya sementara," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman kepada media saat dijumpai di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Luky menjelaskan, pemerintah masih optimistis akan kondisi pasar yang bergejolak ini eksternal. Ia mengakui, pemerintah memang sengaja tidak mengambil semua penawaran lima seri SBN karena kondisi sedang tidak mencerminkan pasar yang sebenarnya.
Sebagai informasi, penawaran lima seri SBN pada Selasa (8/5) hanya diperoleh sebesar Rp 7,17 triliun dari target indikatif Rp 17 triliun. Penawaran ini merupakan yang terendah sejak 18 Juni 2013 yang tercatat sebesar Rp 7,74 triliun. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk tidak mengambil semua penawaran tersebut karena pemintaan imbal hasil atau yield yang dianggap tidak rasional.
Kendati demikian, dia memastikan pembiayaan dalam APBN masih tetap aman. Hal ini disebabkan, pemerintah telah melakukan penarikan di depan (front loading).
"Jadi, bukan berarti kami berleha-leha. Ini kan sementara, kami amankan pembiayaan dengan front loading, kami perbanyak lagi alternatif pinjaman multilateral, kami juga banyak private placement. Investor diizinkan melakukan penawaran langsung ke kami, kami kaji, dengan harga yang cocok langsung bisa placement ke kami," pungkasnya.
(dru) Next Article Kemenkeu Segera Lelang Surat Utang 'Ketengan' Secara Online
Most Popular