
Selebriti Ini Hasilkan Banyak Uang dari Media Sosial
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 February 2018 16:25

Salah satu faktor di balik ledakan di industri ini karena peningkatan intergrasi ritel online dan media sosial di negara tersebut. Alhasil, semakin banyak bentuk interaktif muncul dalam berbelanja online.
“Di China, garis antara media sosial dan e-commerce itu sangat buram ... Di kanal China, e-commerce adalah konten yang hanya memerlukan satu klik,” kata Angelito Tan, CEO RTG Consulting China, kepada CNBC International.
Tidak seperti kanal media sosial lain seperti Facebook dan Instagram, beberapa kanal yang digunakan di China “secara eksplisit ada untuk membantu pengguna membuat keputusan dalam membeli,” jelas Angelito Tan sembari mengutip Taobao dan aplikasi e-commerce sosial Xiao Hong Shu sebagai contoh.
Dalam laporan di bulan Mei yang fokus pada sektor ritel lokal, PWC mencatat bahwa “hampir tidak mungkin membedakan” kedua area tersebut saat ini.
Para “pemimpin opini kunci” di China, sebutan yang digunakan industri pemasaran untuk selebriti media sosial, nampaknya memiliki kemiripan dengan influencer Youtube dan Instagram di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Namun, cara para pengikut berhubungan dengan para selebriti berbeda.
Konsumen di China seringkali mencurigai media massa, dan lebih percaya pada tokoh media sosial. Dibandingkan influencer Instagram yang “nampaknya sangat cantik dan kaya”, konten yang diproduksi oleh bintang media sosial di China cenderung lebih melakukan semuanya sendiri dan asli, kata Angelito Tan.
Namun, bekerja dengan tokoh online populer tidak selalu menjadi strategi sempurna untuk perusahaan. Hal ini karena selebriti seringkali sudah memiliki portfolio sponsor yang banyak dan beberapa di antaranya bisa jadi bertentangan dengan merek tertentu. (roy/roy)
“Di China, garis antara media sosial dan e-commerce itu sangat buram ... Di kanal China, e-commerce adalah konten yang hanya memerlukan satu klik,” kata Angelito Tan, CEO RTG Consulting China, kepada CNBC International.
Tidak seperti kanal media sosial lain seperti Facebook dan Instagram, beberapa kanal yang digunakan di China “secara eksplisit ada untuk membantu pengguna membuat keputusan dalam membeli,” jelas Angelito Tan sembari mengutip Taobao dan aplikasi e-commerce sosial Xiao Hong Shu sebagai contoh.
Para “pemimpin opini kunci” di China, sebutan yang digunakan industri pemasaran untuk selebriti media sosial, nampaknya memiliki kemiripan dengan influencer Youtube dan Instagram di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Namun, cara para pengikut berhubungan dengan para selebriti berbeda.
Konsumen di China seringkali mencurigai media massa, dan lebih percaya pada tokoh media sosial. Dibandingkan influencer Instagram yang “nampaknya sangat cantik dan kaya”, konten yang diproduksi oleh bintang media sosial di China cenderung lebih melakukan semuanya sendiri dan asli, kata Angelito Tan.
Namun, bekerja dengan tokoh online populer tidak selalu menjadi strategi sempurna untuk perusahaan. Hal ini karena selebriti seringkali sudah memiliki portfolio sponsor yang banyak dan beberapa di antaranya bisa jadi bertentangan dengan merek tertentu. (roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular