Selebriti Ini Hasilkan Banyak Uang dari Media Sosial

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 February 2018 16:25
Selebriti Ini Hasilkan Banyak Uang dari Media Sosial
Foto: Getty images/CNBC
  • Selebriti papan atas China telah menerima segala bentuk sponsor dari merek mewah sampai barang konsumsi massal.
  • Mulai dari bintang film sampai tokoh internet menggunakan ketenaran mereka untuk menjual produknya secara daring, seperti influencer sosial di Barat.
  • Selebriti online di China memiliki nilai kekayaan sekitar 58 miliar yuan (US$ 8,4 miliar atau senilai Rp 114,5 triliun) di tahun 2016, menurut perusahaan data CBNData.
Jakarta, CNBC Indonesia – Dari idola pop sampai wanghong, sebutan untuk selebriti internet, influencer terpopuler di China memiliki satu kesamaan: mereka memperoleh banyak sekali uang.

Selebriti online ini diprediksi memiliki nilai kekayaan sekitar 58 miliar yuan (US$8,4 miliar atau senilai Rp 114,5 triliun) di tahun 2016, menurut perusahaan data CBNData. Hal tersebut membuat sektor tersebut lebih berharga daripada industri film domestik yang memperoleh pendapatan 45,7 miliar yuan di tahun yang sama, seperti dilansir dari CNBC International.

Aktor sekaligus penyanyi Lu Han, mantan anggota grup pop Korea Selatan-China EXO, adalah salah satu selebriti yang paling populer. Dia muncul di berbagai iklan produk, mulai dari aksesoris mewah Cartier sampai minuman susu berperisa merek lokal Yili.

Aktris Yang Mi, memiliki lebih dari 77 juta penggemar di kanal media sosial Weibo, adalah salah satu sosok terkenal yang bekerja sama dengan merek seperti Estee Lauder dan Michael Kors. Dianggap sebagai ikon fashion, Yang juga disebut sebagai “daihuo nüwang” yang berarti ratu pendorong penjualan untuk kemampuannya memicu tren fashion berdasarkan produk desainer yang dikenakan.


Sponsor yang diberikan untuk Lu dan Yang berada di posisi tiga terbesar di dalam daftar selebriti berdasarkan pendapatan dan popularitas dari Forbes China edisi 2017. Lu dikabarkan menghasilkan 210 juta yuan (US$ 33,2 juta) selama 12 bulan sampai 30 Juni 2017. Di periode yang sama, Yang memperoleh 200 juta yuan (US$ 31,6 juta).

Sosok terkenal lainnya juga termasuk tokoh internet yang mungkin jumlah pengikut daringnya lebih sedikit, tapi memiliki kemampuan untuk menarik penonton dari kalangan tertentu. Papi Jiang yang terkenal dengan blog video komedinya, misalnya, telah tampil di iklan produsen jam tangan Jaeger LeCoultre.

Sementara itu, yang lain sudah bergeser dari mulanya mendukung merek sampai akhirnya memulai labelnya sendiri. Model yang berbalik menjadi pengusaha Zhang Dayi, misalnya, menjalankan salah satu toko terpopuler China di pasar daring milik Alibaba, Taobao. Zhang dikabarkan memperoleh 300 juta yuan (US$ 47 juta) dari usaha bisnisnya yang beragam, menurut BBC.

Antara Juli sampai September, lebih dari 400 juta pengguna melakukan pencarian produk yang terkait dengan selebriti di Taobao, menurut Ali Data. Salah satu faktor di balik ledakan di industri ini karena peningkatan intergrasi ritel online dan media sosial di negara tersebut. Alhasil, semakin banyak bentuk interaktif muncul dalam berbelanja online.

“Di China, garis antara media sosial dan e-commerce itu sangat buram ... Di kanal China, e-commerce adalah konten yang hanya memerlukan satu klik,” kata Angelito Tan, CEO RTG Consulting China, kepada CNBC International.

Tidak seperti kanal media sosial lain seperti Facebook dan Instagram, beberapa kanal yang digunakan di China “secara eksplisit ada untuk membantu pengguna membuat keputusan dalam membeli,” jelas Angelito Tan sembari mengutip Taobao dan aplikasi e-commerce sosial Xiao Hong Shu sebagai contoh.

Dalam laporan di bulan Mei yang fokus pada sektor ritel lokal, PWC mencatat bahwa “hampir tidak mungkin membedakan” kedua area tersebut saat ini.

Para “pemimpin opini kunci” di China, sebutan yang digunakan industri pemasaran untuk selebriti media sosial, nampaknya memiliki kemiripan dengan influencer Youtube dan Instagram di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Namun, cara para pengikut berhubungan dengan para selebriti berbeda.

Konsumen di China seringkali mencurigai media massa, dan lebih percaya pada tokoh media sosial. Dibandingkan influencer Instagram yang “nampaknya sangat cantik dan kaya”, konten yang diproduksi oleh bintang media sosial di China cenderung lebih melakukan semuanya sendiri dan asli, kata Angelito Tan. 

Namun, bekerja dengan tokoh online populer tidak selalu menjadi strategi sempurna untuk perusahaan. Hal ini karena selebriti seringkali sudah memiliki portfolio sponsor yang banyak dan beberapa di antaranya bisa jadi bertentangan dengan merek tertentu.
(roy/roy) Next Article Tren Komunitas Saham Yang Bikin Anak Muda Gacor Investasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular