Industri Asuransi Terbantu Digitalisasi

gita rossiana, CNBC Indonesia
23 January 2018 14:36
Kebiasaan masyarakat zaman sekarang yang banyak menggunakan telepon genggam bisa menjadi solusi untuk meningkatkan penetrasi tersebut.
Foto: Gita Rossiana
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga kuartal III-2017, penetrasi asuransi terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia baru mencapai 2,99%, lebih rendah apabila dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai lebih dari 5%.

Selain itu, tingkat utilitas asuransi di Indonesia juga baru mencapai 11,81% atau dari 100 penduduk Indonesia baru 11 orang yang memiliki polis asuransi.

Rendahnya penetrasi dan utilitas terjadi karena masyarakat kurang berinteraksi dengan perusahaan asuransi. Pasalnya, media komunikasi masyarakat dengan perusahaan asuransi baru sebatas agen dan bank yang belum banyak bersentuhan dengan masyarakat.

Kebiasaan masyarakat zaman sekarang yang banyak menggunakan telepon genggam dinilai bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan penetrasi tersebut. Perusahaan asuransi tampaknya mulai memanfaatkan momentum tersebut dengan menghadirkan inovasi teknologi melalui peluncuran aplikasi, pemasaran digital dan bentuk-bentuk inovasi lainnya.

FWD Life Insurance misalnya, meluncurkan aplikasi bernama FWD Max, atau program yang memberikan informasi lengkap mengenai asuransi.

Direktur Utama FWD Life Choo Sin Fook mengungkapkan, melalui aplikasi ini perseroan ingin memberikan tiga manfaat, yakni penawaran menarik di lebih dari 70 gerai ternama, informasi yang sesuai kebutuhan dan perlindungan asuransi. Adapun sasaran masyarakat dari aplikasi ini adalah segmen berusia 20 hingga 45 tahun.

Dengan adanya aplikasi ini, Choo tidak menargetkan secara spesifik pendapatan premi yang bisa dijual. Namun melalui kanal digital yang sebelumnya digunakan, perseroan sudah berhasil menjual 1.000 polis.

“Produk asuransi yang banyak dijual melalui website adalah produk term life dan personal accident,”terang dia dalam acara Peluncuran FWD Max di Lucy in the Sky Restaurant, Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Selain itu, kehadiran teknologi menurut Choo juga berpengaruh kepada percepatan pemprosesan polis. Dia mengungkapkan, pihaknya bisa memproses polis dalam waktu 5-12 menit setelah diajukan nasabah.

“Kami juga sedang memproses cara pengajuan klaim secara digital, sekarang baru bisa dibantu melalui fitur whatsapp,”terang dia.

Inovasi teknologi ini, lanjut dia merupakan salah satu fokus utama FWD Life. Perseroan pun tidak segan-segan menggelontorkan investasi sekitar Rp 500 miliar sampai 2020. Sedangkan sampai saat ini, realisasi investasi sudah mencapai Rp 200 miliar.”Ke depan, kami akan melakukan inovasi lain yang mengikuti keinginan konsumen,” jelas dia.

Wakil Direktur Utama FWD Life Rudy Kamdani menambahkan, di dalam aplikasi FWD Max, perseroan memang menyediakan fitur untuk mempermudah membeli asuransi. Namun fitur ‘buy insurance’ tersebut hanya melayani pembelian asuransi sederhana.

Sedangkan untuk membeli produk unit link dan produk complicated lainnya, masyarakat bisa menggunakan fitur ‘Click to Meet’. “Melalui fitur ‘Click to Meet’, masyarakat bisa diarahkan untuk berbincang dengan agen untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut,” kata dia.

Kemudahan teknologi lain yang tersedia dalam aplikasi FWD Max adalah layanan e-Service yang bisa mempermudah pemegang polis yang ingin mengganti alamat. Selain itu, FWD Life saat ini juga sedang memproses layanan e-claim untuk mempemudah proses klaim secara digital.

“Tahun ini kami harapkan proses e-claim bisa selesai,” terang dia.


(dru) Next Article Kiat Memilih Produk Asuransi untuk Seluruh Anggota Keluarga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular