Pasar Kripto Goyang, Bagaimana Proyeksinya Tahun Depan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto mengalami volatilitas tajam menjelang akhir 2025 setelah reli kuat pada paruh awal tahun. Lantas, bagaimana proyeksi kripto di 2026?
Diketahui, Harga Bitcoin turun dari level di atas US$126.000 ke kisaran US$80.000-US$90.000, menekan sentimen pasar dan menyeret Ethereum serta mayoritas altcoin utama. Tekanan tersebut dipicu oleh likuidasi paksa dan penurunan leverage.
Melansir youhodler, arah pasar menuju 2026 dinilai akan sangat bergantung pada kondisi makroekonomi global dan partisipasi institusi. Jika likuiditas global membaik dan selera risiko kembali meningkat, fase koreksi saat ini berpotensi menjadi landasan pertumbuhan berikutnya.
Meski kehati-hatian masih mendominasi, keterlibatan struktural di jaringan kripto utama menunjukkan tren jangka panjang yang dinilai tetap solid. Berdasarkan kondisi tersebut, terdapat sejumlah aset kripto yang dinilai layak dipertimbangkan untuk 2026.
Bitcoin (BTC) tetap menjadi aset utama di pasar kripto dengan dukungan likuiditas dalam dan rekam jejak yang kuat bagi investor institusi maupun ritel. Pasokan yang terbatas serta perannya sebagai lindung nilai makro terus memperkuat minat jangka panjang terhadap Bitcoin.
Pada 2026, perhatian pasar diperkirakan tertuju pada perkembangan arus dana institusi, terutama melalui produk teregulasi dan ekspansi manajer aset besar. Secara struktur, BTC masih dipandang sebagai elemen penyeimbang dalam portofolio kripto jangka panjang.
Ethereum (ETH) merupakan platform smart contract paling mapan dengan basis pengembang besar dan pembaruan jaringan yang berkelanjutan. Transisi ke proof-of-stake meningkatkan efisiensi energi dan membuka ruang pengembangan skalabilitas jangka panjang.
Memasuki 2026, fokus Ethereum tertuju pada peningkatan throughput, penurunan biaya transaksi, serta adopsi rollup dan teknologi zero-knowledge. Posisi Ethereum tetap kuat seiring pertumbuhan aplikasi terdesentralisasi dan integrasi sektor keuangan.
Solana (SOL) dikenal dengan kecepatan transaksi tinggi dan biaya rendah yang menarik bagi pengembang aplikasi konsumen dan NFT. Peningkatan stabilitas jaringan dalam setahun terakhir turut memulihkan kepercayaan pasar.
Ke depan, implementasi pembaruan seperti Firedancer diharapkan memperkuat fondasi teknis Solana. Dengan profil performa yang kompetitif, SOL dinilai memiliki potensi kenaikan jika adopsi berlanjut.
BNB (BNB) berfungsi sebagai aset utilitas utama di ekosistem BNB Chain dengan dukungan likuiditas dari aktivitas bursa. Perannya dalam biaya transaksi, staking, dan tata kelola menjaga permintaan tetap konsisten.
Sepanjang 2026, BNB Chain menyiapkan peningkatan throughput dan fitur teknis baru untuk memperkuat daya saing jaringan. Meski menghadapi risiko regulasi, BNB tetap ditopang oleh basis pengguna dan utilisasi riil yang luas.
Arbitrum (ARB) mempertahankan posisinya sebagai solusi scaling Ethereum dengan likuiditas besar dan ekosistem DeFi yang matang. Kompatibilitas tinggi dengan infrastruktur
Ethereum mendorong adopsi berkelanjutan.
Rencana pengembangan 2026 menitikberatkan pada efisiensi dan tata kelola jaringan. Di tengah persaingan Layer 2, Arbitrum dinilai masih unggul dari sisi adopsi dan likuiditas.
Chainlink (LINK) berperan penting sebagai penyedia data eksternal bagi aplikasi blockchain dan DeFi. Layanan data, otomasi, dan interoperabilitas lintas jaringan menjadi fondasi utama utilitas LINK.
Ke depan, ekspansi adopsi CCIP dan kemitraan institusi diperkirakan meningkatkan permintaan. Posisi Chainlink sebagai infrastruktur inti menjadikannya relevan untuk investasi jangka panjang.
Litecoin (LTC) merupakan aset proof-of-work lama dengan fokus pada pembayaran berbiaya rendah dan suplai terbatas. Peningkatan hash rate mencerminkan kepercayaan penambang terhadap keamanan jaringan.
Pengembangan fitur privasi dan rencana smart contract memperluas utilitas Litecoin. Dengan likuiditas mapan, LTC dinilai tetap menarik sebagai aset PoW berkapitalisasi menengah.
Avalanche (AVAX) menawarkan arsitektur subnet yang memungkinkan pengembangan blockchain khusus sesuai kebutuhan. Pendekatan ini menarik minat sektor gim, institusi, dan tokenisasi aset.
Menuju 2026, fokus Avalanche tertuju pada kolaborasi institusional dan optimalisasi konsensus. Keunggulan fleksibilitas dan kecepatan menjadi nilai tambah di tengah persaingan L1.
Render (RENDER) bergerak di bidang rendering GPU terdesentralisasi untuk kebutuhan kreatif dan AI. Model pasar terbuka GPU menciptakan suplai komputasi yang lebih efisien dan terdistribusi.
Pengembangan infrastruktur jaringan diharapkan meningkatkan adopsi pada 2026. RENDER dinilai memiliki potensi tinggi meski berada di ceruk pasar yang spesifik.
Monero (XMR) dikenal sebagai aset kripto berfokus privasi dengan perlindungan transaksi tingkat tinggi. Fitur anonimitas menjadikannya relevan bagi pengguna yang mengutamakan kerahasiaan finansial.
Ke depan, pengembangan efisiensi dan keamanan terus berlanjut meski risiko regulasi tetap membayangi. Basis pengguna yang kuat menjaga posisi Monero sebagai aset dengan karakteristik khusus di pasar kripto.
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]