Ketua OJK: Ekonomi Global Stabil tapi Rapuh, Permintaan Masih Lemah
Jakarta, CNBC Indonesia — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai perekonomian global berada pada fase stabil namun rapuh, di tengah menguatnya kembali aktivitas manufaktur negara maju dan arah kebijakan moneter yang makin akomodatif.
Meski proses pemulihan masih berlangsung, perdagangan dunia tercatat mendatar dan konsumsi global tetap tertahan sehingga membuat prospek pertumbuhan belum sepenuhnya meyakinkan.
Menurutnya, sentimen pasar keuangan internasional masih berhati-hati akibat risiko fiskal di Amerika Serikat, volatilitas imbal hasil obligasi, serta dampak penutupan pemerintahan AS selama 43 hari yang sempat menekan kepercayaan pelaku pasar.
Mahendra melanjutkan bahwa The Federal Reserve memang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, namun tetap mengirimkan sinyal hawkish di tengah tekanan fiskal yang meningkat dan kenaikan yield jangka panjang di Tiongkok.
Di sisi lain, indikator permintaan global berada di bawah ekspektasi. Konsumsi rumah tangga belum pulih sepenuhnya, sementara lemahnya permintaan domestik di sejumlah negara menahan laju perbaikan. Adapun Indonesia dinilai tetap solid, dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III mencapai 5,04% secara tahunan dan PMI manufaktur yang konsisten berada di zona ekspansi.
Dengan kondisi tersebut, OJK menilai pentingnya memperkuat permintaan domestik yang masih membutuhkan dorongan lanjutan, terutama seiring moderasi inflasi inti. Kebijakan yang terarah diperlukan agar momentum pemulihan tetap terjaga di tengah dinamika global yang masih penuh ketidakpastian.
"Berdasarkan hal tersebut perlu dicermati permintaan domestik yang masih butuh dukungan lebih lanjut seiring dengan moderasi inflasi inti," katanya dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB November 2025, Kamis (11/12/2025).
(mkh/mkh)[Gambas:Video CNBC]