Ketidakpastian Ekonomi Masih Tinggi, Bos OJK Ungkap Alasannya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
16 July 2025 13:40
Ketua Dewan Komisaris OJK, Mahendra Siregar saat konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK hasil RDKB April 2025. (YouTube/Otoritas Jasa Keuangan)
Foto: Ketua Dewan Komisaris OJK, Mahendra Siregar saat konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK hasil RDKB April 2025. (YouTube/Otoritas Jasa Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang, kondisi perekonomian global hingga pertengahan tahun 2025 masih menunjukkan ketidakpastian yang tinggi. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, Bank Dunia merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2026.

"Ketidakpastian ini dipersulit oleh perkembangan geopolitik yang sulit diduga, seperti konflik di Timur Tengah serta ketegangan perdagangan global," ujarnya dalam rapat bersama DPR Komisi XI di Jakarta, Rabu (16/7).

Sekalipun, telah terlihat sedikit mereda pasca kesepakatan dagang dari beberapa negara, terutama kesepakatan sementara antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ketidakpastian ekonomi masih tinggi.

Di sisi lain, lanjutnya, mayoritas otoritas moneter dunia masih mengadopsi pendekatan wait and see, seiring ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed yang kembali diperkirakan berkurang kemungkinannya.

Dalam konteks nasional, Mahendra mengungkapkan, tantangan ekonomi Indonesia juga tidak ringan. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia, OECD, tentu Kementerian Keuangan berada di kisaran 4,7% - 5,8%, menunjukkan adanya moderasi dalam aktivitas ekonomi.

Selain itu, tekanan pada sisi penawaran atau supply side masih terasa, sementara sisi permintaan juga belum menguat akibat penurunan kelas menengah dan berkurangnya lapangan kerja formal.

"Meskipun kinerja sektor eksternal menunjukkan rebound dengan surplus perdagangan yang meningkat, namun daya saing Indonesia tetap menjadi perhatian utama untuk bisa dipertahankan," pungkasnya.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aktivitas Manufaktur Ekspansif, Tapi Ada Sinyal Daya Beli Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular