Inflasi November 0,17%, Efek Harga Emas Perhiasan Makin Mahal

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 01/12/2025 11:47 WIB
Foto: Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa, BPS, Pudji Ismartini saat menyampaikan rilis BPS, Senin (3/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/BPS Statistics)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, tekanan inflasi pada November 2025 mengalami penurunan menjadi 0,17% secara bulanan atau month to month, dari bulan sebelumnya 0,28%. Hanya dipicu kenaikan harga komoditas emas.

Sementara itu, secara tahunan atau year on year (yoy) tekanan inflasi sebesar 2,72%, lebih rendah dibanding catatan sebelumnya yang sebesar 2,86% yoy per Oktober 2025.


"November 2025 mengalami inflasi yang lebih rendah dari pada bulan Oktober 2025 dan bulan yang sama di tahun lalu," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (1/12/2025).

Tekanan inflasi pada November 2025 lebih disebabkan segelintir komoditas yang mengalami perubahan harga. Misalnya ialah makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 0,06% dengan andil 0,02%. Lalu, kesehatan 0,12% dengan andil 0,01%.

Adapula jenis kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya seperti emas yang mengalami inflasi terbesar mencapai 1,21% dengan andil 0,09%. Adapula, kelompok pengeluaran transportasi yang inflasi 0,34% dengan andil 0,04%.

Untuk komoditas lain bahkan tak ada yang mencatatkan andil inflasi pada November 2025 seperti pakaian dan alas kaki, pendidikan, hingga rekreasi, olah raga, dan budaya.

"Kelompok pengeluaran inflasi terbesar perawatan pribadi inflasi 1,21% dan memberikan andil 0,09%. Komoditas dominan di sini yang mendorong inflasi adalah emas perhiasan dengan andil 0,08%" kata Pudji.


(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Deretan Sektor Investasi Yang Menarik Dikoleksi Sambut 2026