OJK Umumkan MNC Bank (BABP) dan NOBU Resmi Batal Merger
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa rencana merger PT Bank MNC International Tbk. (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) resmi batal. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae melaporkan bahwa kedua bank milik dua konglomerat RI itu memutuskan untuk mengakhiri proses konsolidasi yang pertama kali diumumkan otoritas pada awal tahun 2023 itu.
"Kedua Bank telah memutuskan untuk mengakhiri rencana penggabungan usaha (merger) sebagaimana laporan yang disampaikan kepada OJK," ujar Dian dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (23/11/2025).
Dengan kandasnya rencana kawin paksa tersebut, harapannya masing-masing bank dapat lebih fokus pada target-target pertumbuhan yang telah direncanakan sebelumnya.
Meski demikian, Dian mengisyaratkan kedua bank tersebut harus tetap menambah modal. Hal itu seiring dengan imbauan yang ia telah sampaikan pada bank KBMI I untuk menambah modal, karena OJK berencana menghapus kelompok bank tersebut.
"Selanjutnya, sebagai pengganti komitmen merger, dalam rangka penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing serta sejalan dengan kebijakan strategis pengembangan industri perbankan, Pemegang Saham Pengendali (PSP) kedua bank telah diminta OJK untuk tetap melakukan penguatan permodalan bank secara berkelanjutan melalui tambahan setoran modal oleh PSP dan/atau mengundang masuknya investor strategis," terang Dian.
Ia melanjutkan, hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan skala usaha dan daya saing masing-masing bank guna mendukung pengembangan bisnis bank ke depan secara sehat dan berkelanjutan.
Mengingatkan saja, OJK mengumumkan pada awal tahun 2023, bahwa BABP milik Grup MNC dan NOBU milik Grup Lippo itu harus berkonsolidasi karena belum memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun.
Pada April 2023, Bank MNC mengumumkan modal inti telah mencapai Rp 3,3 triliun. Perusahaan menerima tambahan modal berupa tanah dan bangunan (inbreng) sebesar Rp 801 miliar. Sementara itu, Bank Nobu telah merilis laporan publikasi keuangan kuartal I-2023. Modal inti bank milik grup Lippo ini tercatat Rp 3 triliun.
Meskipun begitu, Dian pada saat itu menyatakan bahwa rencana merger kedua bank tersebut bukan lagi terkait pemenuhan modal inti. Melainkan untuk memperkuat usaha bank.
Setahun kemudian, kedua bank itu sempat melakukan aksi "tukar guling" kepemilikan saham. Berdasarkan data KSEI per 8 Mei 2024, sebanyak entitas usaha Grup MNC, PT MNC Land Tbk. (KPIG) tercatat melepas sebanyak 4,44 miliar saham BABP atau sebesar 6,82%. Saham yang dilepas itu berpindah ke entitas usaha Grup Lippo, PT Prima Cakrawala Sentosa, menjadi kepemilikan saham BABPperdananya. Sementara itu, Prima Cakrawala Sentosa melepas 747,84 juta NOBU atau sebesar 10%. Saham yang dilepas itu berpindah ke KPIG.
Namun, data KSEI per 26 Agustus 2025 menunjukkan KPIG dan Prima Cakrawala Sentosa telah resmi melepas kepemilikan saham yang sebelumnya sempat dikoleksi dalam aksi tukar guling saham.
Meski begitu, MNC Bank dan Bank Nobu tetap harus menambah modal. Sebab, OJK berencana menghapus Kelompok Bank Bermodal Inti (KBMI) I, alias yang memiliki modal inti Rp3 triliun hingga Rp6 triliun.
Dian mengatakan perlu penguatan fundamental dan konsolidasi bank-bank berukuran "mini" sebagai agenda strategis yang perlu ditempuh secara terarah dan tentu prudence.
Ia menambahkan, otoritas mendorong kesadaran para bank KBMI I untuk mulai melihat situasi perkembangan ekonomi makro dan mikro, serta kondisi masing-masing bank. Oleh karena itu, Dian mengatakan pihaknya memberikan waktu yang cukup bagi bank-bank mini untuk "naik kelas" atau melakukan konsolidasi dengan baik.
(fsd/fsd)