Bursa Asia Dibuka Lemah, Tekanan Pasar Belum Berakhir
Jakarta, CNBC Indonesia — Pasar Asia-Pasifik sebagian besar dibuka melemah pada hari ini Rabu (19/11/2025), mengikuti penurunan Wall Street karena kekhawatiran tentang valuasi kecerdasan buatan (AI) terus menekan saham teknologi.
Mengutip CNBC, indeks acuan Jepang, Nikkei 225, turun 0,36% pada pembukaan, sementara indeks Topix turun 0,26%. Sektor teknologi menyeret indeks Nikkei 225 lebih rendah pada awal perdagangan, dipimpin oleh produsen peralatan pengujian semikonduktor, Advantest, yang turun lebih dari 4%. Perusahaan semikonduktor, Renesas, juga turun hampir 5%.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,67%, dan Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 1,02%. Saham-saham unggulan di indeks, Samsung Electronics dan SK Hynix, masing-masing turun 2,25% dan 2,46%. Berbeda arah, ASX/S&P 200 Australia naik 0,11%.
Kontrak berjangka untuk Indeks Hang Seng Hong Kong juga menunjukkan pembukaan yang lebih tinggi, diperdagangkan pada level 26.033, dibandingkan penutupan indeks sebelumnya di level 25.930,03.
Chief Market Analyst di Scope Markets Joshua Mahony mengatakan bursa Asia melemah mengikuti tekanan dari Wall Street, setelah saham-saham teknologi AS anjlok menjelang rilis kinerja Nvidia. "Aksi jual di sektor teknologi di AS jelas menimbulkan efek penularan secara global," ujar Mahony, dikutip dari AFP, Rabu (19/11/2025).
Selain itu sentimen negatif juga datang dari Jepang, dengan lonjakan yield obligasi dan pelemahan yen yang memicu kekhawatiran investor. "Pasar kini khawatir pemerintah salah menangani ekonomi, sehingga investor menuntut imbal hasil lebih tinggi untuk mengompensasi risiko meningkat dalam memegang utang Jepang," kata analis StoneX, Fawad Razaqzada.
Sementara itu, harga berjangka ekuitas AS sedikit berubah pada awal sesi Asia setelah Indeks-indeks utama melemah pada hari Selasa di Amerika Serikat.
Semalam, Dow Jones Industrial Average merosot 498,50 poin, atau 1,07%, dan ditutup pada level 46.091,74. S&P 500 melemah 0,83% dan ditutup pada level 6.617,32. Ini merupakan sesi penurunan keempat berturut-turut indeks tersebut, yang menjadikannya penurunan terpanjang sejak Agustus. Sementara Nasdaq Composite merosot 1,21% dan berakhir pada level 22.432,85.
Sesi ini menyaksikan Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencatat penurunan keempat berturut-turut, dengan S&P 500 mencatat penurunan terpanjang sejak Agustus. Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi mencatat hari negatif kelima dalam enam sesi.
Di sisi lain, Bitcoin sempat turun di bawah US$90.000, sebuah tanda berkurangnya pengambilan risiko oleh investor.
(mkh/mkh)