OJK Mau Hapus KBMI I, Bank Syariah Mini Bersiap Naik Kelas

Zefanya Aprilia,  CNBC Indonesia
11 November 2025 09:30
PT Bank Mega Syariah memberikan layanan istimewa kepada para nasabah setia dalam menyambut Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2024 di Kantor Cabang Utama (KCU) Bank Mega Syariah, Jalan Rasuna Said Kav. 12, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2024). Seluruh jajaran direksi turun langsung melayani nasabah dan mendengarkan masukan secara langsung, sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan serta mempererat hubungan antara bank dan nasabah. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)
Foto: PT Bank Mega Syariah memberikan layanan istimewa kepada para nasabah setia dalam menyambut Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2024 di Kantor Cabang Utama (KCU) Bank Mega Syariah, Jalan Rasuna Said Kav. 12, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2024). Seluruh jajaran direksi turun langsung melayani nasabah dan mendengarkan masukan secara langsung, sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan serta mempererat hubungan antara bank dan nasabah. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ingin menyederhanakan klasifikasi bank dengan menghapus Kelompok Bank Bermodal Inti (KBMI) I, alias yang memiliki modal inti Rp3 triliun hingga Rp6 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan hal itu dapat ditempuh melalui penguatan fundamental dan konsolidasi bank-bank berukuran "mini."

OJK mengatakan saat ini imbauan itu hanya bersifat persuasif saja, dan tidak akan berlaku bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD). Dengan mengecualikan BPD, setidaknya saat ini ada sebanyak 34 bank umum nasional yang masuk kategori KBMI I.

Terdapat bank umum syariah (BUS) yang menghuni daftar kelompok bank mini, antara lain, PT Bank Mega Syariah (BMS), PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), PT Bank Nano Syariah, PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS), PT Bank KB Bank Syariah, dan PT Bank BCA Syariah.

Diketahui, saat ini industri perbankan syariah masih didominasi oleh satu bank syariah besar milik pemerintah, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang mencatatkan aset Rp417 triliun per kuartal III-2025. OJK sebelumnya menyatakan ingin mendorong konsolidasi bank syariah untuk melahirkan 2 hingga 3 BUS berukuran besar secara aset.

Namun demikian, para BUS mini belum menunjukkan minat untuk melakukan merger guna naik kelas.

Direktur Utama Bank Aladin Syariah, Koko Tjatur Rachmadi mengatakan pihaknya memang ingin naik kelas ke KBMI II, dengan meningkatkan modal.

"Pokoknya semua aturan OJK, semua Bank Aladin Syariah taat sama ketentuan OJK dan kalau Bank Aladin Syariah sendiri, rencananya kita KBMI II, jadi nggak ada isu," tukas Direktur Utama Bank Aladin Syariah (BANK), Koko Tjatur Rachmadi kepada CNBC Indonesia, Senin (10/11/2025).

Direktur Utama Bank Mega Syariah (BMS), Yuwono Waluyo menilai semua bank pasti ingin bertumbuh menjadi lebih besar lagi. Ia mengatakan pihaknya akan menyiapkan langkah-langkah guna dapat naik kelas.

"Intinya sih bahwa semua bank pasti akan berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan secara significant termasuk dalam permodalan tentunya. Berkaitan dengan hal tersebut juga kita akan menyiapkan langkah-langkah corporate action yang terbaik akan hal ini," tutur Yuwono kepada CNBC Indonesia, Senin (10/11/2025).

Terkait opsi merger, ia mengatakan itu harus didiskusikan dengan pemegang saham pengendali (PSP).

Senada, Head of Corporate Secretary KB Bank Syariah, Umar Hasni mengatakan langkah untuk naik kelas ke KBMI II merupakan kewenangan dari PSP. "Terkait hal tersebut pasti sudah ada pertimbangan yang dilakukan oleh PSP," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (10/11/2025).

Sementara itu, BCA Syariah mengaku belum menerima imbauan OJK itu, dan sejauh ini belum memiliki rencana aksi korporasi untuk bisa naik kelas ke KBMI II.

"Sejauh ini belum ada, kondisi CAR (rasio kecukupan modal) kami secara internal pun masih memadai di kisaran 27%-28%," terang Direktur BCA Syariah, Pranata kepada CNBC Indonesia, Senin (10/11/2025).

Ia melanjutkan, pihaknya juga belum berminat untuk merger karena belum ada kebutuhan pertumbuhan secara non organik dan masih merencanakan pertumbuhan secara organik.

Di sisi lain, beberapa unit usaha syariah (UUS) milik bank umum swasta KBMI III tengah bersiap untuk melakukan spin off atau pelepasan unit. Di antaranya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) telah mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah yang termasuk KBMI I, guna menjadi perusahaan cangkang dari UUS miliknya.

Kemudian, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) yang membidik spin off UUS miliknya rampung di paruh kedua tahun depan, tidak menutup kemungkinan akuisisi. "Kalau ada [yang memungkinkan], boleh," imbuh Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan pada Kamis (15/8/2025) lalu.

UUS milik PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) menargetkan spin off tahun 2027. Tetapi, Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan urung menjawab ketika ditanya mengenai opsi akuisisi bank syariah lain saat ditemui bulan September lalu.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Muhammadiyah Mau Bikin Bank Syariah, Ini Bocoran OJK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular