Tutup Ratusan Gerai & Rugi Gegera Makanan Basi, Ini Kabar Baru TGUK
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten kedai minuman dan makanan merek Teguk, PT. Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) berencana untuk menambahkan kegiatan usaha di bidang frozen meat dan food processing.
Manajemen menyampaikan, penambahan kegiatan usaha tersebut seiring dengan perkembangan bisnis dan dinamika pasar food and beverage di Indonesia sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan penguatan rantai nilai bisnis Perseroan di sektor makanan olahan.
"Perseroan berencana untuk menambahkan kegiatan usaha di bidang frozen meat dan food processing," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/10).
Perseroan melihat prospek di industri frozen meat dan food processing di Indonesia dimana bisnis frozen meat dan pengolahan makanan di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang kuat, didorong oleh urbanisasi, meningkatnya jumlah pekerja perkotaan, serta tingginya permintaan terhadap produk siap saji dan sumber protein hewani.
Tutup Gerai
Sebelumnya, TGUKĀ diketahui telah menutup ratusan gerai sepanjang tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangan Desember 2023, TGUK memiliki pengakuan atas sewa 152 gerai.
Adapun dalam Public Expose tanggal 30 Desember 2024, tercatat hanya 35 gerai Teguk tersisa.
Manajemen TGUK menyatakan bahwa pihaknya menghadapi sejumlah tantangan di tahun 2024 yang memaksa penutupan gerai. Di antara tantangan tersebut adalah kondisi dinamika pasar yang menekan daya beli kelompok menengah ke bawah yang merupakan target pasar TGUK.
Sementara itu, selain penutupan gerai, TGUK juga mengalami kerugian Rp20 miliar pada kuartal III-2024. Hal ini kontras dengan periode yang sama tahun lalu, yakni laba Rp4,16 miliar.
Menurut perseroan, terdapat tiga faktor yang menyebabkan hal rugi. Di antaranya, adanya tagihan platform online yang cukup besar, investasi di produk ice cream tetapi ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan dan ada biaya akibat penutupan toko.
Awal tahun ini, dampak penutupan gerai dan kondisi bisnis yang menantang, karyawan tetap yang dimiliki perusahaan hanya berjumlah 4 orang.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, karyawan tetap perseroan hanya terdiri dari 4 karyawan, yaitu Supply Chain Manager, IT Manager, F&B Manager, dan Ass Manager Bussines Development.
Rugi Karena Makanan Basi
Setelah menutup 126 gerai sepanjang 2024, perusahaan kini harus menelan kerugian karena bahan baku senilai Rp 21,4 miliar rusak dan basi.
Manajemen menjelaskan bahwa per September 2024, perusahaan memiliki persediaan bahan baku senilai Rp 22,5 miliar. Akan tetapi per 31 Desember 2024 persediaan yang tersisa Rp 1,1 miliar.
"Ini disebabkan oleh penghapusan persediaan yang disebabkan barang-barang persediaan yang rusak dan expired," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (23/7/2025).
TGUK menjelaskan bahwa barang rusak dan basi disebabkan karena penurunan bisnis perusahaan yang disebabkan oleh berkurangnya 126 gerai sepanjang tahun lalu.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjelasan Lengkap Manajemen Soal Matahari Plaza Kalibata Tutup