Tutup 19 Gerai & PHK 400 Karyawan, Begini Kondisi Keuangan KFC (FAST)

fsd, CNBC Indonesia
05 October 2025 14:15
KFC
Foto: Dok KFC

Jakarta, CNBC Indonesia — Tahun ini KFC Indonesia kembali melakukan penutupan toko dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sepanjang 2025, ada 19 gerai yang ditutup dan 400 karyawan terimbas PHK. 

Hal tersebut disampaikan oleh manajemen FAST dalam public E=expose insidentil FAST yang diselenggarakan Kamis, 2 Oktober 2025.

"Sampai bulan September 2025, Perseroan sudah menutup 19 gerai dan terdapat kurang lebih 400 karyawan yang terimbas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)," jelas manajemen KFC lewat keterbukaan informasi, dikutip Minggu (5/10/2025).

Pada tahun lalu, KFC menutup 55 gerai. Dengan demikian hingga akhir semester pertama tahun ini, jumlah gerai yang dikelola KFC 698 toko.

Kebijakan KFC tersebut merupakan buntut dari kinerja keuangan perusahaan. KFC diketahui terakhir kali mencatatkan keuntungan pada tahun 2019.

Merujuk pada laporan keuangan terbaru, rugi bersih perusahaan ini per 30 Juni 2025 tercatat berkurang 60,2% secara year on year (yoy) menjadi sebesar Rp138,75 miliar. Sementara di tahun 2024, perseroan membukukan rugi sebesar Rp348,83 miliar.

Dari sisi top line, perseroan milik Keluarga Gelael ini membukukan pendapatan sebesar Rp2,40 triliun. Angka ini turun 3,12% ketimbang 2024 yang sebesar Rp2,48 triliun.

Pendapatan ini ditopang dari segmen pihak ketiga makanan dan minuman sebesar Rp2,39 triliun, komisi atas penjualan konsinyasi sebesar Rp9,37 miliar, serta jasa layanan antar Rp855,98 juta.

Di sisi lain, beban pokok penjualan perseroan ikut melandai menjadi Rp961,44 miliar. Angka ini turun tipis dari tahun lalu yang sebesar Rp1,06 triliun.

Posisi nilai aset perseroan pada tengah tahun tercatat sebesar Rp4,10 triliun. Aset ini meningkat dari tahun lalu yang sebesar Rp3,53 triliun.

Sementara posisi liabilitas dan ekuitas FAST masing-masing tercatat sebesar Rp3,97 triliun dan Rp129,95 miliar.

Minta Suntikan Modal

Di tengah upaya memperbaiki kondisi keuangan, emiten KFC sempat meminta suntikan modal kepada pemegang saham. 

Grup Salim, melalui PT Indoritel Makmur International Tbk. (DNET) melakukan suntikan modal kepada entitas asosiasi pengelola gerai KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) sebesar Rp 40 miliar.

Suntikan modal tersebut dilakukan dalam rangka Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) pada tanggal 28 Mei 2025.

hasil dari aksi korporasi tersebut nantinya akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan dan dapat mendukung perkembangan Perseroan di masa mendatang.

Manajemen mengungkapkan, private placement dilakukan dalam rangka perbaikan posisi keuangan, sehubungan dengan kondisi Perseroan saat ini yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai liabilitas melebihi 80% dari aset.

Sebagai informasi, per 31 Agustus 2025, pemegang manfaat terakhir emiten KFC adalah Elisabeth Gelael melalui PT Gelael Pratama yang menggenggam 41,18% saham. Salim melalui PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) memiliki 37,51% saham FAST.

Setelah penerbitan saham baru, kepemilikan pemegang saham lain terdilusi. BBH luxembourg S/A Fidelity FD Sicav, FD FDS PAC FD yang sebelumnya mengempit 7,9% saham KFC, turun menjadi 6,5%. 

Haji Isam Masuk

Sebelumnya, anak Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, Liliana Saputri membeli PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) dari Fast Food Indonesia melalui PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN). SFN membeli 15% saham Jagonya Ayam Indonesia atau setara 41.877 saham dengan harga Rp 54,44 miliar.

FAST efektif melepas 41.877 saham Jagonya Ayam Indonesia pada 30 Juni 2025. SFN tercatat sebagai perusahaan yang didirikan pada 13 Desember 2024 dan memperoleh pengesahan hukum dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada 16 Desember 2024.

SFN bergerak di bidang Perdagangan Besar Daging Ayam Dan Daging Ayam Olahan dengan KBLI 46322 yang mencakup usaha perdagangan besar daging ayam dan daging ayam olahan, termasuk daging ayam yang diawetkan.

Tercatat ada tiga nama pemegang saham SFN, yakni Putra Rizky Bustaman (45%), Liana Saputri (45%), dan Bani Adityasuny Ismiarso (10%). Liana adalah putri sulung Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam. Liana tercatat sebagai pemilik saham dan komisaris di perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Jhonlin Grou


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten KFC Rugi & Modal Kerja Minus, FAST Minta Duit ke Salim & Gelael

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular