
Bikin Kaget Tiba-Tiba Ambruk, Ini Penyebab IHSG Anjlok 3%

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendadak ambruk dengan cepat pada sesi II hari ini, Selasa (14/10/2025). Setelah beberapa menit dibuka pada sesi II, IHSG ambruk lebih dari 1%.
Lalu pada pukul 14.00 WIB, IHSG sudah terpangkas 3% dan meninggalkan level 8.000 atau tepatnya 7.977,87.
Padahal pagi ini indeks dibuka menguat 0,36% ke level 8.257,09. IHSG kemudian balik arah pada akhir sesi I dengan koreksi 0,68%.
Mengutip Refinitiv, pada akhir sesi I, saham emiten Prajogo Pangestu sudah menjadi pemberat utama yang menyebabkan IHSG terperosok ke zona merah. Barito Pasific (BRPT) yang turun 6,18% menyumbang -16,17 indeks poin.
Lalu Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menyeret IHSG sebanyak -9,06 indeks poin. Barito Renewables Energy (BREN) dan Chandra Asri Pasific (TPIA), masing-masing menyumbang -8,54 indeks poin dan -5,64 indeks poin terhadap penurunan IHSG.
Pada sesi II, kondisi saham Prajogo semakin parah. Chandra Daya Investasi (CDIA) turun 14,47%, BRPT -8,08%, TPIA -7,45%, CUAN -13%.
VP Marketing Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan koreksi IHSG hari ini didorong oleh aksi profit taking. Pasalnya kenaikan IHSG pada akhir pekan lalu cenderung tidak didorong penguatan volume transaksi dan indikator RSI menunjukkan IHSG sudah di posisi overbought, sehingga terjadi technical correction.
Selain itu IHSG juga tertekan oleh pergeseran penempatan investasi. "Dengan kenaikan harga komoditas safe havens, seperti emas yang mencatatkan kenaikan signifikan dan menyentuh new ATH di atas level $4.100, menunjukkan investor cenderung mencari aset yang lebih stabil," katanya.
Adapun setelah menyentuh penurunan lebih dari 3%, koreksi IHSG langsung terpangkas. Hal ini seiring dengan aksi pembelian saham-saham Prajogo saat berada di harga terendah hari ini.
Tercatat volume pembelian di harga 1.940, 1.945, dan 1.950 sebanyak 13,04 juta saham, 18,1 juta saham, dan 20,2 juta saham. Lalu CUAN diborong 22,1 juta saham di harga 2.360.
Sebagai informasi, saham-saham Prajogo menguat signifikan dalam satu bulan terakhir. CDIA sudah terbang 38,16%, PTRO 69,1%, BRPT 72,65%, dan CUAN 68,77%.
Sejalan, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan penurunan harga saham konglomerat mengindikasikan adanya aksi profit taking yang dilakukan para pelaku pasar untuk mengalihkan asetnya ke instrumen safe haven seperti emas misalnya, karena ketidakpastian masih kuat.
"Saya ingat sebelumnya Goldman Sachs memperkirakan harga XAU/USD di 2026 akan menyentuh pada level 5.000 karena global uncertainties remain. Menyusul emas, harga perak mengalami kenaikan ke level tertinggi sepanjang masa, karena dianggap sebagai aset safe haven oleh para pelaku investor.," kata Nafan.
Sementara itu pasar keuangan Indonesia dan global memulai pekan ini dalam suasana waspada setelah Presiden AS Donald Trump kembali memantik ketegangan dengan China. Namun, sejumlah kabar positif mulai berdatangan.
Hanya butuh satu kalimat dari Trump untuk membuat volatilitas pasar kembali meningkat, seperti yang terjadi pekan lalu ketika Wall Street kehilangan nilai kapitalisasi lebih dari Rp33.000 triliun dalam 24 jam. Namun, ketegangan mereda setelah Trump menegaskan hubungan AS-China akan baik-baik saja.
Meski tekanan awal pekan cukup terasa, investor mulai merespons pernyataan terbaru Trump yang sedikit meredakan ketegangan. Dalam wawancara di Air Force One, Minggu (13/10/2025), Trump menyebut bahwa hubungan AS-China akan "baik-baik saja" meski sebelumnya ia mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 100% terhadap produk China mulai 1 November.
Ia juga memuji Presiden Xi Jinping sebagai "pemimpin yang cerdas dan kuat", sinyal bahwa Washington mungkin masih membuka ruang negosiasi .
China sendiri bereaksi cepat atas ancaman tersebut dengan menyatakan siap mengambil langkah balasan untuk "melindungi hak dan kepentingan yang sah".
Selain itu, hari ini, Selasa (14/10/2025), fokus pasar global beralih ke pidato Ketua The Fed Jerome Powell di National Association for Business Economics (NABE) Annual Meeting.
Powell akan berbicara dengan topik Economic Outlook and Monetary Policy di National Association for Business Economics (NABE) Annual Meeting, Philadelphia.
Pernyataannya akan menjadi ujian penting bagi ekspektasi pasar setelah The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin bulan lalu ke kisaran 4,00-4,25%. Investor global akan menunggu apakah Powell akan menegaskan sikap hati-hati, atau justru membuka ruang pelonggaran lanjutan.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi
