KRAS Ajukan Pinjaman Rp 8,28 T, Danantara Buka Suara

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
10 October 2025 08:55
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut pemerintah membuka opsi Kementerian BUMN dilebur ke Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) buka suara terkait PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) yang mengajukan pinjaman dana Rp 8,28 triliun kepada lembaga investasi negara tersebut.

Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria membenarkan bahwa Danantara akan memberi suntikan dana kepada KRAS yang akan digunakan untuk modal kerja. Menurutnya, bantuan suntikan dana tersebut menjadi bagian dari proses restrukturiasi KRAS.

"Utangnya cukup besar ya. Ini sedang kita lakukan restrukturisasi. dan tahun lalu juga pabriknya kebakar ya, mungkin teman-teman tau juga dan baru aktif kembali itu Desember tahun lalu," ujarnya saat ditemui di JCC Senayan Jakarta, Kamis (9/10).

Namun, untuk memastikan bahwa dana pinjaman tersebut digunakan dengan efektif, harus dilakukan perbaikan secara menyeluruh.

"Kita akan menginjek equity, modal kerja buat mereka, tetapi untuk memastikan bahwa modal kerja ini efektif tentu kita perbaiki juga secara komprehensif manajemennya," imbuhnya

Dony melanjutkan, Danantara sedang melakukan secara menyeluruh di perusahaan baja tersebut dari berbagai aspek mulai dari manajemen, mengkaji model bisnis, nilai kompetitif hingga kebutuhan.

"Kita sedang lakukan perbaikan juga secara menyeluruh terhadap Krakatau Steel, kita review bisnis modelnya, nilai kompetitifnya dan juga kebutuhannya," jelasnya.

Ia mengatakan, Danantara sedang melihat secara keseluruhan terkait operasional bisnis KRAS selama ini. "Bagaimana mereka menjalankan bisnis selama ini, siapa aja buyernya mereka, apa kekuatan value proposition daripada perusahaannya. Ini juga kita satu persatu kita bereskan," sebutnya.

Sebagai informasi, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) sedang mengusulkan permohonan dukungan dana dari BPI Danantara sebesar US$500 juta atau Rp 8,28 triliun (kurs Rp 16.570).

Dalam jangka pendek akan dipenuhi dalam bentuk Pinjaman Pemegang Saham (PPS) senilai US$ 250 juta.

Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasional utama, antara lain, pembelian bahan baku berupa slab baja untuk pabrik HSM, hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil full hard (CRC F/H) pabrik CRM PT KBI, HRC pabrik pipa baja PT KPI, serta produk baja turunan.

"Penggunaan dana tersebut menyesuaikan kebutuhan modal kerja sesuai cash conversion cycle masing-masing fasilitas," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10).

Selanjutnya, KRAS akan mengajukan tambahan hingga US$ 500 juta dalam bentuk lainnya untuk penyelesaian atau penyelamatan restrukturisasi perseroan setelah mendapatkan kesepakatan dengan pihak perbankan.

Manajemen menjelaskan, saat ini pemenuhan bahan baku didukung oleh pendanaan dari pihak ke-3 (financier) dengan rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan faslitas perbankan serta adanya batasan-batasan yang diberlakukan oleh masing- masing financier.

"Financing cost tersebut langsung menjadi tambahan biaya perolehan bahan baku," sebutnya.

Melalui dukungan Danantara, manajemen berharap KRAS dapat beroperasi secara optimal dan mengurangi beban biaya bahan baku yang sebelumnya menggunakan pembiayaan dari pihak ke-3 (financier).

Berdasarkan hasil analisis, pasca adanya dukungan pembiayaan dari Danantara, KRAS diproyeksikan dapat meningkatkan EBITDA hingga US$ 31,9juta. Ini menunjukkan bahwa dukungan PPS akan menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi seluruh entitas.

"Dengan terjaminnya modal kerja untuk fasilitas HSM, PTKS dapat memenuhi utang restrukturisasi Tranche A dengan kas operasional perusahaan melalui operasi bisnis fasilitas HSM," ungkapnya.

Manajemen menyampaikan, KRAS berfokus untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai produsen baja nasional sekaligus meningkatkan daya saing jangka panjang. Adapun fokus utama dari inisiatif ini adalah memperkuat lini produksi baja, khususnya pada unit HSM dan CRM. Kedua unit ini ditargetkan menjadi pusat bisnis yang efisien, kompetitif, dan profitable.

"Untuk mencapai hal tersebut, PTKS menjalankan program efisiensi biaya secara menyeluruh, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk di pasar domestik maupun internasional. Dengan efisiensi operasional yang konsisten, perusahaan dapat menekan biaya produksi meningkatkan margin keuntungan, serta menjaga daya saing harga terhadap produk impor," jelasnya.

Selain itu, KRAS juga akan mengoptimalkan potensi pasar baja melalui strategi product mix dengan memanfaatkan unique selling point (USP) PTKS yang jarang dapat dipenuhi pemasok domestik lain. "PTKS akan fokus untuk memaksimalkan potensi penjualan di USP, ekspor, dan mass market yang memiliki margin tinggi dan sedang," pungkasnya.


(mkh/mkh) Next Article Hendro Martowardojo Komut, Ini Daftar Direksi-Komisaris Krakatau Steel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular