Rupiah Dibuka Perkasa, Dolar AS Turun ke Rp16.500

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
09 October 2025 09:07
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (9/10/2025).

Melansir data Refinitiv, nilai tukar rupiah dibuka pada level Rp16.500/US$ atau mengalami penguatan sebesar 0,33%. Setelah pada perdagangan sebelumnya, rupiah ditutup melemah 0,12% ke posisi Rp16.555/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB tengah berada di zona koreksi sebesar 0,15% di level 98,760. DXY telah mengalami penguatan dalam tiga hari beruntun hingga ditutup menguat 0,34% ke level 98,915 pada perdagangan kemarin, Rabu (8/10/2025).

Rupiah diharapkan mampu mengalami penguatan pada perdagangan hari ini, Kamis (9/10/2025), seiring dengan harapan melemahnya indeks dolar AS.

Meski begitu, pergerakan mata uang Garuda masih akan dibayangi oleh dinamika global yang cukup kompleks.

Ketidakpastian politik di Prancis dan Jepang menekan nilai tukar euro dan yen, yang justru memberikan keuntungan bagi dolar AS.

Dolar sempat melanjutkan penguatannya pada perdagangan kemarin Rabu 8/10/2025), setelah rilis risalah FOMC The Fed yang bernada hawkish. Dalam risalah tersebut, sebagian besar pembuat kebijakan The Fed menilai pelonggaran kebijakan moneter masih diperlukan hingga akhir tahun, namun mayoritas peserta rapat juga menekankan adanya risiko kenaikan inflasi yang perlu diwaspadai.

Meski begitu, sentimen terhadap dolar juga dibatasi oleh kekhawatiran terhadap shutdown pemerintahan AS yang kini memasuki pekan kedua.

Kondisi ini menjadi faktor bearish bagi dolar AS karena semakin lama penutupan berlangsung, semakin besar potensi tekanan terhadap aktivitas ekonomi AS. Kekhawatiran akan dampak fiskal tersebut membuat pelaku pasar beralih ke aset berisiko, termasuk mata uang emerging market seperti rupiah.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dibuka Melemah, Nilai Tukar Dolar AS Naik ke Rp16.385

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular