Rupiah Dibuka Melemah, Nilai Tukar Dolar AS Naik ke Rp16.385

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
06 August 2025 09:08
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (6/8/2025).

Melansir dari Refinitiv, mata uang garuda mengalami pelemahan sebesar 0,06% di level Rp16.385/US$. Hal ini tidak sejalan dengan rupiah yang pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (5/8/2025) mengalami penguatan 0,06% di level Rp16.375/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau menguat tipis sebesar 0,01% ke posisi 98,79 setelah ditutup stagnan di level 98,78 pada penutupan perdagangan Selasa (5/8/2025).

Rupiah sedang mendapatkan angin segar dari rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang jauh di atas ekspektasi pasar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 mencapai 5,12% secara tahunan (yoy) atau tertinggi sejak kuartal II-2023.

Secara kuartalan (qtq), ekonomi juga tumbuh 4,04%, pencapaian tertinggi sejak kuartal III-2020. Kinerja ini jauh melampaui kuartal I-2025 yang mencatatkan pertumbuhan 4,87% (yoy) dan kembali menembus angka psikologis pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5%.

Data ini menunjukkan daya tahan ekonomi domestik di tengah tekanan global, dan bisa menjadi katalis positif bagi rupiah dalam jangka pendek.

Pergerakan rupiah pada hari ini turut dipengaruhi oleh dinamika eksternal, khususnya terkait arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dan tensi dagang terbaru.

Indeks dolar AS cenderung bergerak mendatar di sekitar 98,8 sepanjang pekan ini, karena investor menimbang prospek kebijakan moneter The Fed di tengah rilis data ekonomi yang beragam dan meningkatnya ketegangan dagang global.

Data terbaru dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa AS pada Juli nyaris terhenti dan berada di bawah ekspektasi pasar. Hal ini menandakan dampak ekonomi dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump mulai terasa.

Di sisi lain, Trump mengungkapkan akan mengumumkan calon untuk mengisi kekosongan posisi di Dewan Gubernur The Fed pada akhir pekan ini, sekaligus mempersempit daftar kandidat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed.

Pasar saat ini memperkirakan peluang lebih dari 90% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September, dengan ekspektasi total pemangkasan sekitar 60 basis poin hingga akhir tahun.

Dari sisi perdagangan, Trump kembali melontarkan ancaman untuk mengenakan tarif hingga 250% terhadap impor produk farmasi serta potensi tarif baru terhadap semikonduktor.

Ketegangan ini menambah kekhawatiran terhadap prospek perdagangan global dan memicu aksi wait and see di pasar keuangan.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Kebijakan Trump, Segini Harga Dolar AS Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular