Rupiah Menguat Lagi, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp 16.300

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
07 August 2025 09:11
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (7/8/2025).

Melansir dari Refinitiv, mata uang rupiah mengalami penguatan sebesar 0,34% di posisi Rp16.300/US$. Hal ini tentunya melanjutka tren positif rupiah setelah tiga hari mengalami penguatan terhadap dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 WIB terpantau menguat 0,05% di level 98.22. Setelah pada perdagangan kemarin Rabu (6/8/2025) DXY mengalami tekanan cukup besar hingga ditutup koreksi 0,61% di level 98,17.

Nilai tukar rupiah berpeluang menguat pada perdagangan hari ini, seiring dengan pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam perdagangan kemarin.

Indeks dolar (DXY) tercatat turun 0,61% dan menyentuh posisi terendah dalam sepekan.

Melemahnya greenback menjadi angin segar bagi mata uang emerging market, termasuk rupiah yang selama ini sangat sensitif terhadap pergerakan dolar AS.

Pelemahan indeks dolar AS disebabkan oleh sejumlah faktor.

Mulai dari dalam negeri AS, pasar semakin yakin bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat. Hal ini dipicu oleh rilis data tenaga kerja dan PMI yang lebih lemah dari ekspektasi.

Sentimen dovish semakin menguat setelah pernyataan dua pejabat The Fed. Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, menyebutkan bahwa ekonomi AS sedang melambat dan dalam waktu dekat pemangkasan suku bunga mungkin diperlukan.

Situasi semakin rumit setelah Gubernur The Fed Adriana Kugler mengundurkan diri pada Jumat pekan lalu. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa Presiden Donald Trump akan menunjuk pengganti yang lebih dovish dan bisa mengurangi pengaruh Ketua The Fed Jerome Powell dalam pengambilan kebijakan.

Tekanan terhadap dolar juga datang dari kembali agresifnya kebijakan tarif Presiden Trump. Trump mengumumkan kenaikan tarif impor dari India menjadi 50%, dari sebelumnya 25%, sebagai respons atas pembelian minyak Rusia oleh India. Trump juga berencana menaikkan tarif untuk impor semikonduktor dan farmasi dalam waktu dekat.

Pekan lalu, Trump telah menaikkan tarif atas beberapa produk asal Kanada menjadi 35%, serta menetapkan tarif minimum global sebesar 10%. Negara-negara yang memiliki surplus dagang dengan AS juga akan dikenakan tarif tambahan sebesar 15% atau lebih mulai tengah malam 7 Agustus.

Pasar kini memprediksi probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin mencapai 95% pada pertemuan FOMC 16-17 September 2025 dan 68% pada pertemuan berikutnya 28-29 Oktober 2025.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Mata Uang Asia Ambruk "Berjemaah", Rupiah Paling Lemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular