Dolar AS Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.430/ US$

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
18 September 2025 09:05
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS mengumumkan pemangkasan suku bunga pertama nya di tahun ini.

Melansir dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (18/9/2025) rupiah mengalami pelemahan 0,09% ke level Rp16.430/US$. Sebelumnya rupiah ditutup menguat 0,06% di posisi Rp16.425/US$ pada perdagangan kemarin, Rabu (17/9/2025).

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 WIB tengah mengalami penguatan sebesar 0,21% ke level 97,08. Ini merupakan lanjutan penguatan yang terjadi sejak perdagangan kemarin, yang turut menguat 0,25% di posisi 96,87.

Pergerakan rupiah pada hari ini, Kamis (18/9/2025), sejalan dengan penguatan dolar AS.

Dolar AS menguat setelah sempat tertekan akibat keputusan Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Awalnya, pasar menilai langkah tersebut bisa menekan greenback lebih jauh, namun komentar hawkish Ketua The Fed Jerome Powell justru membalikkan arah dolar.

Powell menegaskan bahwa kenaikan harga barang telah menekan inflasi dan diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan, sehingga ruang pemangkasan suku bunga berikutnya akan terbatas.

Di sisi lain, proyeksi terbaru The Fed juga memberi sinyal kekuatan dolar. Bank sentral menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS 2025 menjadi 1,6% dari 1,4% sebelumnya, sementara inflasi inti tetap tinggi di 3,1%, jauh di atas target 2%. Hal ini mendorong persepsi bahwa meskipun The Fed memangkas suku bunga, kebijakan moneter masih condong berhati-hati terhadap inflasi.

Kondisi ini memberi sentimen positif bagi dolar AS dan membebani mata uang emerging market termasuk rupiah.

Selain faktor eksternal dari AS, rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen domestik. Bank Indonesia (BI) pada Rabu (17/9/2025) turut memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%.

Suku bunga Deposit Facility bahkan dipangkas lebih dalam, yakni 50 basis poin ke 3,75%, sementara Lending Facility turun ke 5,50%. Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan langkah ini ditempuh untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan inflasi yang masih rendah dan stabil sesuai sasaran 2,5% plus minus 1%.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular